MEDAN, WOL – Masyarakat Sumatera Utara, khususnya Kota Medan, sangat mengeluhkan pemadaman listrik bergilir. Padahal sejak kedatangan kapal dari Turki yang digembar-gemborkan pemerintah untuk mengatasi listrik padam, ternyata tidak berpengaruh.
Keresahan masyarakat akan pemadaman listrik ini disambut oleh elemen mahasiswa Sumatera Utara, khususnya Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah (HIMMAH), yang melakukan sejumlah investigasi langsung hingga ke tingkat ranting.
Wakil Ketua HIMMAH Sumut, Abdul Razak Nasution, menyatakan bahwa pihaknya mensinyalir praktik-praktik korupsi dan karakter korup dari oknum pegawai PLN turut menyebabkan masalah listik tidak kunjung selesai.
“Bahkan di luar praktik korup, ketika kami melakukan pendalaman ke tingkat bawah, kami menemukan bahwa pejabat PLN di lingkup Sumatera Utara juga melakukan praktik pungutan liar, pungli ke masyarakat. Salah satunya dengan modus pemasangan baru jaringan listrik ke masyarakat di Simalungun,” tutur Abdul Razak pada media, di sela-sela aksi unjuk rasa yang dipimpinnya ke kantor PLN wilayah Sumut, Jalan Yos Sudarso Medan, Kamis (7/9).
Dari pantuan wartawan di lapangan, Abdul Razak menyerahkan seekor tikus pada pejabat PLN yang menerima aspirasi mereka.
“Tikus ini perlambang negatif. Kami menduga PLN masih memelihara tikus, maka kami menambahi seekor lagi,” ujarnya.
Aktivis mahasiswa ini menegaskan bahwa HIMMAH sudah menyurati Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dengan Nomor 01/LP/DPP-Sutra/HW-SU/VIII/
“Hasil investigasi lapangan dan wawancara kami, diduga telah terjadi tindak pidana korupsi (pungli) dan penyalahgunaan wewenang serta jabatan (konspirasi) yang dilakukan oleh PLN, pihak penyedia jasa, serta General Manager PT Bridgestone SRE Dolok Merangir, yang berpotensi merugikan rakyat dan negara sebesar Rp662.582.000,” ungkapnya.
Razak kemudian merinci modus pungli tersebut, dan menegaskan bahwa 398 Pasangan Sambung Baru (PSB) dengan daya 1.300 VA itu secara administrasi memakai ‬nama†‬masing-masing†‬ †‬karyawan, padahal perumahan tersebut merupakan inventaris perusahaan, bukan pribadi.
“Selanjutnya, diduga PSB itu tidak memiliki Sertifikasi Laik Operasi (SLO) sesuai UU 30 dan 31 Tahun 2009,” lanjutnya.
“Oleh karenanya, HIMMAH ‬Sumut mendesak Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara memeriksa Manager PLN Perdagangan, Sawun Waluyoâ€, Manager PLN Area Pematangsiantar Kristiantoâ€, Penyedia Jasa Arsad‬‬ Siregar†dan GM Bridgestone SRE Dolok Merangir. Tangkap Koruptor,” teriak Razak.
Sementara Rudi, staf Humas PLN yang menanggapi aksi mahasiswa menyatakan bahwa aspirasi massa akan disampaikan ke pimpinan. Mendengar tanggapan pihak PLN, Razak mengultimatum agar GM PLN mencopot kedua pejabat yang disorot.
“Kalau tidak ada tindakan riil, kami akan kembali berunjukrasa setiap hari Kamis ke PLN,” pungkasnya.(wol)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post