MEDAN, WOL – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Utara (BPBD Sumut) saat ini tengah mempersiapkan pusat komando atau command center untuk bisa memantau bencana yang terjadi di sleuruh daerah, di 33 kabupaten/kota yang ada. Fasilitas ini katanya, dapat mempermudah koordinasi dengan pihak terkait dan yang membutuhkan untuk konsumsi publik.
Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis, mengatakan penyediaan pusat komando pemantau bencana yang dibangun di komplek Kantor BPBD Sumut, Jalan Binjai tersebut akan menyediakan data dan informasi yang bisa di hubungkan ke berbagai kementerian terkait atau lembaga public serta media agar dapat menyampaikan perkembangan dengan cepat tentang kondisi di lokasi bencana.
“Dengan menggunakan sistem IT (teknologi informasi), kita bisa catat dan rekapitulasi dan juga kita bisa mengambil keputusan cepat, apa yang harus dilakukan. Jadi kita bisa cepat tanggap terutama apa saja yang dibutuhkan di lokasi peristiwa bencana,†ujar Riadil kepada Waspada Online Minggu (14/1).
Riadil yang didampingi Kepala UPT Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD Sumut Gelora Viva Sinulingga juga menyebutkan untuk mengoperasikan pusat komando pemantau bencana tersebut, pihaknya menyiapkan sebanyak 10 orang petugas yang telah dilatih sebelumnya oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Petugas tersebut akan bekerja seluruhnya dan diberikan pergantian tugas agar bisa terus memantau kondisi di Sumut selama 24 jam setiap hari.
“Mereka telah dilatih oleh BNPB untuk bisa mengoperasikannya. Karena ini kan juga bantuan dari BNPB. Begitu juga untuk yang lainnya, pada 23 Januari nanti kita akan kedatangan ahli dari Jepang untuk membangun sistem ITC (Information and Communication Technologies/Teknologi Informasi dan Komunikasi). Mereka yang akan memberikan pengetahuannya kepada kita,†kata Riadil.
Selain itu lanjutnya, BPBD Sumut juga mempersiapkan sistem komunikasi antara petugas di lokasi (lapangan) dengan pusat komandi tersebut. Saat berada di luar, petugas dapat menyampaikan langsung kondisi yang ada dengan aplikasi khusus sambungan video. Sehingga dari lokasi bencana nantinya, pusat komandi bisa melihat dan memantau bagaimana kondisi terkini.
“Selain pusat datanya, kita juga siapkan CCTV nanti di berbagai lokasi yang punya potensi bencana tinggi. Misalnya seperti jalur Medan-Sidikalang, kawasan Danau Toba, jalur Tarutung-Sipirok, Kota Medan dan beberapa lokasi lainnya. Tahun ini kita pasang.
Hanya saja diakuinya, banyak bencana yang sifatnya kecil, tidak masuk atau menjadi laporan pemerintah kabupaten/kota ke pemerintah provinsi. Hal ini seringkali terjadi karena dalam skala yang lebih kecil, pemerintah setempat biasanya bisa melakukan penanggulangan sendiri tanpa perlu bantuan dari provinsi atau pusat,” pungkasnya. (wol)
Discussion about this post