KARO, WOL – Bupati Karo Terkelin Brahmana, mengimbau agar warga dapat bersabar dan jangan memasuki zona merah yang sudah ditetapkan karena tidak bisa diprediksi kapan lagi terjadi letusan gunung Sinabung setelah letusan yang sangat besar terjadi pada Senin(19/1) pagi tadi.
“Kita minta warga jangan memasuki zona merah yang sudah ditetapkan karena kita tidak bisa memprediksi kondisi Gunung Sinabung ini,†ujar Terkelin Kepada Waspada Online (19/2) sore tadi.
Informasi menyebutkan, aktivitas erupsi Gunung Sinabung ini mengakibatkan setidaknya desa yang berada di radius 6 Km dari Gunung Sinabung tertutup abu setebal 20 cm. kondisi ini juga membuat lahan pertanian warga hancur.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Karo, Martin Sitepu, mengatakan aktivitas erupsi Gunung Sinabung kali ini dapat dikatakan yang terbesar di tahun 2018.
Sebelumnya dengan luncuran awan panas hingga 4,9 Km pernah terjadi di tahun 2013 dan 2010. Selain itu, erupsi juga dibarengi dengan hujan rintik, sehingga kondisi Berastagi seperti hujan lumpur karena air hujan bercampur dengan luncuran awan panas.
“Hingga saat ini kondisi masih sangat gelap, dan erupsi terus terjadi hingga sore hari. Kondisi ini mengakibatkan pertanian warga di delapan kecamatan hancur, mulai dari Desa Payung hingga perbatasan Aceh Tenggara, Kotacane. Namun, hingga saat ini belum ada kami temukan korban jiwa, baik dari pantauan BPBD, maupun TNI Polri,†ujar Martin saat dihubungi Waspada Online Senin (19/2).
Salah seorang petani tomat di desa Payung, mengatakan jika dilihat dari abu yagn menimpa tanaman di lahannya sudah dipastikan tomat yang ditanamnya tidak bisa hidup lagi.
“Melihat kondisi ini sudah pasti kami akan mengalami kerugian total. Harapan kami semoga pemerintah Karo dapat memperhatikan kerugian kami ini,†kata Dani Sitepu kapada wartawan.(wol/data2)
Editor: Ridin
Discussion about this post