MEDAN, Waspada.co.id – Ratusan tenaga honor kesehatan dan guru bersama masyarakat Kabupaten Simalungun melakukan demo di Mapolda Sumut, Kamis (29/11).
Massa yang tergabung dalam Forum Honor Simalungun Berjuang (FHSB) mendesak kepolisian, segera menangkap Bupati Simalungun JR Saragih atas dugaan pemalsuan legalisir ijazah yang digunakannya untuk maju sebagai Cagubsu lalu.
Dalam aksi itu juga, mereka menyinggung banyaknya masalah-masalah selama kepemimpinan JR Saragih, temasuk dugaan korupsi.
Bahkan, salah satunya dugaan perambahan hutan yang sempat menyeret Amran Sinaga saat menjabat Kadis Kehutanan. Disebut-sebut hutan lindung yang sempat dijadikan tempat latihan itu kini sudah dijadikan kebun kelapa sawit.
Kasus dugaan perambahan hutan itu sempat ditangani Tipidter Ditreskrimsus Poldasu dan memeriksa Amran Sinaga serta sejumlah pihak terkait.
Namun, karena ada yang interpensi sehingga kasus itu berhenti begitu saja, termasuk kasus-kasus lainnya tidak ada yang tuntas seolah aparat penegak hukum tak mampu mengungkap segala permainan di Pemkab Simalungun.
“Tuntutan kami yang utama ialah meminta dan mendukung pihak kepolisian agar mengusut kasus dan menangkap tersangka JR Saragih. Karena akibat mandegnya pengusutan yang dilakukan, membuat banyak permasalahan terjadi di Kabupaten Simalungun,” ungkap korlap aksi, Ganda Armando Silalahi kepada Waspada Online.
Ganda yang juga merupakan guru mengaku, dalam kepemimpinannya sebagai Bupati, JR Saragih memerintah secara diktator dan semena-mena. Dimana gaji mereka di tahun 2016 tidak dibayarkan selama 6 bulan sejak Juli sampai Desember.
Malah sejak Juli 2018 ini, gaji mereka juga diturunkan dari Rp2 juta menjadi Rp1 juta.
“Jadi kami merasa ditindas, seluruh honorer di Kabupaten Simalungun ada sekitar 5.000 orang. Alasannya karena PAD (Pendapatan Asal Daerah) tidak sampai target,” jelasnya.
Selain itu, sambung Ganda pihak Pemerintahan Simalungun juga kerap melakukan pungli kepada mereka. Yakni sebesar Rp15-20 juta untuk memperpanjang kontrak mereka.
“Kami sudah melakukan 5 kali aksi di Simalungun, tapi enggak ada tanggapan. Jadi kami ingin JR Saragih ditangkap, agar terjadi perubahan di Simalungun,” tandasnya.
Sementara itu dalam orasinya, salah seorang massa aksi menyatakan, jika mereka sudah bosan dipimpin oleh seorang diktator yang menjalankan pemerintahan secara sewenang-wenang. Bahkan ia menyebutkan, pada tahun 2019 mendatang, sejumlah tenaga honor di Kabupaten Simalungun juga berencana akan dipecat dari pekerjaan.
“Kepada Kapolda, tolong usut tuntas, dan tangkap JR Saragih. Hukum jangan tajam ke bawah tapi tumpul ke atas,” sebutnya.
Sementara itu, Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan, yang dikonfirmasi mengenai aksi ini mengaku telah menerima aspirasi dari para pengunjuk rasa tersebut.
“Tuntutan massa sudah kita terima dan selanjutnya akan dipelajari,” tandasnya.(wol/roy/data1)
Editor: AGUS UTAMA
Discussion about this post