PEKANBARU, Waspada.co.id – Sebanyak 68 titik panas yang mengindikasikan terjadinya kebakaran lahan dan hutan terdeteksi di Provinsi Riau. Temuan berdasarkan hasil pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Jumat (15/2).
Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Yasir, mengatakan seluruh titik panas itu terdeteksi melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua. Titik itu meningkat signifikan dibanding hari sebelumnya yang hanya terpantau 26 titik.
Titik panas dengan tingkat kepercayaan 50 persen mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan itu menyebar di empat kabupaten di pesisir Provinsi Riau.
“Titik panas terbanyak terpantau di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis dengan total 46 titik,” ujar Yasir.
Selama dua pekan terakhir, kebakaran hutan dan lahan terjadi Pulau Rupat. Saat ini masih dalam upaya penanggulangan. Akibatnya, Kota Dumai yang secara geografis berdekatan mulai diselimuti kabut asap.
Selain di Bengkalis, titik panas juga masif menyebar di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan total 18 titik, Pelalawan tiga titik dan Siak satu titik.
Dari jumlah titik panas itu, terdeteksi 62 titik api, atau indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan, dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen hingga 100 persen.
“Titik api di Bengkalis sebanyak 44 titik, Meranti 16 titik, Pelalawan dan Siak masing-masing satu titik,” jelasnya.
Dalam dua pekan terakhir, BMKG terus mendeteksi kemunculan titik-titik api. Mayoritas titik api menyebar di wilayah pesisir, yang saat ini mengalami musim kering dengan intensitas hujan minim.
Hingga awal pekan ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat luas lahan sepanjang awal 2019 ini mencapai 267,5 hektare.
Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan kebakaran lahan yang mayoritas terjadi di lahan gambut tersebut terjadi di enam kabupaten di Provinsi Riau. “Kebakaran terluas terjadi di Kabupaten Bengkalis dengan total 131 hektare,” kata Edwar. (merdeka/ags/data1)
Discussion about this post