MEDAN, Waspada.co.id – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) menilai Sanusi Pane sangat layak diusulkan menjadi Pahlawan Nasional dari Sumut. Sanusi dinilai besar jasanya mempelopori proses lahir dan berkembangnya Bahasa Persatuan, yakni Bahasa Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Sumut (Sekdaprovsu) Dr Hj R Sabrina saat membuka acara Seminar Nasional “Sang Penggerak Bahasa Persatuan Indonesia, Mengusung Sanusi Pane Menjadi Pahlawan Nasional” di Hotel Le Polonia Medan, Selasa (23/2).
Menurut Sabrina, kepeloporan dalam gerakan menggagas kelahiran Bahasa Persatuan Indonesia pada tahun 1926 dan gerakan menggagas pendirian lembaga kebahasaan ‘Institut Bahasa Indonesia’ pada tahun 1938 perlu menjadi pertimbangan utama dalam mengusung kepahlawanan Sanusi Pane.
“Sanusi Pane adalah tokoh kelahiran Muara Sipongi, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yang sangat layak diusulkan sebagai Pahlawan Nasional. Pada tatanan histori, peran Sumut begitu besar dalam membentuk NKRI, khususnya dalam hal kebahasaan, tokoh-tokoh sentral dari Sumut cukup berperan aktif,” ujar Sabrina.
Disampaikan, nama Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dimunculkan Sanusi Pane yang mewakili Djong Batak pada Kongres Pemuda I tahun 1926. Dalam kongres tersebut, Sanusi Pane pertama mengusulkan penetapan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan.
“Gerakan tersebut merupakan tonggak awal ditetapkannya Bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan yang kemudian kita kenal dengan Bahasa Indonesia dan dikukuhkan pada ikrar Sumpah Pemuda 1928,” tambah Sabrina.
Direktur Kepahlawanan Keperintisan Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial Kemensos, Joko Irianto, mengatakan berkas usulan pemberian gelar pahlawan paling lama diterima pada minggu kedua bulan April 2021.
Joko menjelaskan usulan Calon Pahlawan Nasional harus diusulkan masyarakat yang bersangkutan kepada bupati/wali kota setempat. Bupati/Wali Kota mengajukan usulan tersebut kepada Gubernur melalui instansi sosial provinsi setempat.
Sebelum meninggalkan acara, Sabrina juga menandatangani gambar sampul buku Cerita Rakyat Sumut yang dibuat dalam tiga Bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Asing, dan Bahasa Daerah. (wol/aa/data3)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post