JAKARTA, Waspada.co.id – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar menilai semua kebijakan di bidang kesehatan di Indonesia tampak compang-camping dan diskriminatif selama menangani pandemi virus corona (Covid-19).
“Kita tahu semua Kemenkes dan semua kebijakan kesehatan kita compang-camping. Tapi ada hikmahnya dengan adanya pandemi ini kita bisa audit kapasitas dan kemampuan Kemenkes dan kemampuan negara dalam mengatasi keadaan kesehatan kita. Ternyata Politik kesehatan kita masih ya benar-benar diskriminatif,” kata Cak Imin dalam Pidato Kebangsaan HUT ke-50 CSIS, Kamis (19/8).
Cak Imin menjelaskan bahwa penanganan masalah kesehatan Indonesia juga masih tampak diskriminatif. Hal itu terlihat dalam bidang akses hingga informasi soal kesehatan yang diberikan negara tampak saling membedakan satu sama lain saat menangani pandemi.
“Tapi betul berkelas-kelas. Aksesnya berkelas-kelas, informasinya berkelas-kelas Tidak benar-benar berdaya hadapi ini,” kata dia.
Tak berhenti sampai di situ, Cak Imin menilai bahwa Indonesia saat ini masih bergantung pada negara-negara lain untuk mengatasi pandemi. Salah satunya di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan alam di bidang kesehatan.
Ia mencontohkan ketika Indonesia bergantung pada alat-alat kesehatan, obat-obatan hingga vaksin pada negara lain. Menurutnya, itu semakin memperlihatkan bahwa Indonesia tidak berdaya menghadapi wabah virus corona.
“Saya juga sangat bersedih bagaimana kita bergeser kebijakan, mulai dari Rapid Tes, Swab Tes, dan PCR harganya itu semuanya benar-benar kita tak berdaya dalam mengantisipasi pandemi yang sebetulnya sejarah panjangnya sudah pernah terjadi,” kata dia.
Melihat persoalan itu, Cak Imin mengatakan negara wajib melihat ulang dan memperbaiki seluruh tata kelola penanganan kesehatan Indonesia ke depannya.
Ia juga berharap Indonesia bisa lebih mandiri dalam memproduksi alat kesehatan, teknologi dan ilmu pengetahuan sendiri untuk menghadapi pandemi. “Sehingga kita bisa bangun kebijakan kesehatan yang benar-benar akan lebih sulit tantangan di masa akan datang,” kata Cak Imin. (cnnindonesia/ags/data3)
Discussion about this post