Berdasarkan Tabel 1, luas areal hutan di DTA Toba mencakup 25,7 % dari keseluruhan luas areal. Dari luas kawasan hutan tersebut juga mencakup areal konsesi hutan tanaman industri dengan jenis ekaliptus (Eucalyptus spp) yang dikelola oleh PT TPL. Luas tanaman ekaliptus di DTA Toba adalah 9.027 hektar dengan rincian di masing-masing sektor yaitu Aek Nauli (702 hektar), sektor Tele (4.862 hektar) dan sektor Habinsaran (3.463 hektar) seperti yang terlihat pada Tabel 2. Luas tanaman ekaliptus ini sekitar 39,7% dari total luas areal konsesi PT TPL di DTA Toba seluas 22.955 hektar dan selebihnya termasuk hutan lahan kering sekunder, belukar lahan pertanian juga tanah terbuka.
Tanaman ekaliptus ini sering dikaitkan dengan kebutuhan air yang tinggi karena sifatnya yang cepat tumbuh. Dari berbagai hasil penelitian, kebutuhan air untuk pertumbuhan ekaliptus berkisar antara 815 – 916 mm per tahun dengan water use efficiency antara 0,0008 – 0,0123 (m3 kayu yang dihasilkan dari m3 air). Jika dibandingkan dengan tanaman kehutanan yang lain seperti pinus maka kebutuhan air ekaliptus relatif masih lebih kecil. Menurut beberapa literature, kebutuhan air dari tanaman pinus yang berdaun jarum lebih tinggi dari tanaman berdaun lebar seperti ekaliptus. Kebutuhan air dari pinus berkisar antara 1002 – 1253 mm/tahun dan untuk tanaman pinus muda mencapai 1539 mm/tahun. Kebutuhan air untuk tanaman pertanian juga relatif besar seperti untuk jagung yang mencapai 1635 mm/tahun, tanaman padi yang mencapai 200 – 700 mm/100 hari atau tanaman kopi yang memerlukan curah hujan antara 2500 – 3000 mm/tahun.

Untuk menunjang pertumbuhan ekaliptus dan tetap terjaminnya ketersediaan air bagi kebutuhan lainnya seperti lahan pertanian maka perlu diketahui curah hujan di daerah tersebut. Hasil pengukuran curah hujan di lima lokasi stasiun pengukuran curah hujan yang ada di aekitar areal PT TPL, maka diperoleh data seperti pada Tabel 3.
Berdasarkan pada Tabel 3 maka terlihat bahwa curah hujan di sekitar DTA Toba ternyata cukup tinggi (sekitar 2400 mm per tahun) dan jauh melebihi dari angka konsumsi air tanaman ekaliptus. Dengan konsumsi air sekitar 900 mm per tahun maka konsumsi air oleh tanaman ekaliptus yang ada di areal HTI PT TPL berkisar 1,2% dari total curah hujan yang turun di atas DTA Toba. Kelebihan curah hujan yang ada masih cukup untuk berbagai kebutuhan lainnya. Gambaran besarnya curah hujan tahunan di areal PT TPL dapat dilihat pada Gambar 3.
Hubungan Tutupan Lahan dan Curah Hujan Terhadap Tinggi Muka Air Danau Toba
Luasnya permukaan air danau Toba yang mencapai sekitar 30% dari luas DTA secara keseluruhan menyebabkan tingginya pengaruh iklim terhadap tinggi muka air. Air hujan yang turun di DTA banyak yang langsung jatuh di atar permukaan danau dan demikian juga laju evaporasi akan menyesuaikan dengan berbagai kondisi di atas permukaan danau. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh iklim terhadap perubahan tinggi muka air danau Toba berpengaruh cukup besar.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap tinggi muka air danau Toba adalah penutupan lahan yang ada di areal DTA Toba. Penutupan lahan ini berpengaruh terhadap laju evapotranspirasi, laju infiltrasi dan aliran air permukaan/surface water yang masuk ke danau terutama pada saat terjadi hujan. Evapotranspirasi pada lahan yang bervegetasi hutan atau kebun campuran, akan jauh lebih tinggi dibandingkan di lahan pertanian dengan tanaman semusim namun aliran permukaannya lebih kecil.

Discussion about this post