MEDAN, Waspada.co.id – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, mengatakan tugas Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Sumut lebih berat dari tugas Gubernur.
Karena menurutnya, seorang ketua harus memberikan bimbingan dan menjadi pengayom. Dia mengibaratkan Ketua Walubi Sumut, Brilian Moktar seperti payung yang melindungi orang lain dari panas atau hujan.
“Sedikit saya tahu tentang job deskripsinya Walubi, pertama melakukan bimbingan kepada umat Hindu. Ketua dilantik tadi, seluruh yang beragama Buddha di Sumatera Utara adalah tanggungjawabnya,” kata Edy saat menghadiri acara pelantikan pengurus DPD Walubi Sumut di Medan, Sabtu (27/11).
Edy juga berpesan agar Walubi dapat turut serta menjaga kerukunan umat beragama yang saat ini sudah baik menjadi lebih baik. Untuk itu, Edy meminta Walubi menjadi jembatan silaturahmi kegiatan sosial.
“Dengan segala persyaratan ibadah masing-masing, ini harus masing-masing mengetahui. Tadi disebutkan melakukan konkret di Sumatera Utara ini,” ujarnya.
“Apapun agama kita kalau kita tidak bisa bermanfaat dengan orang lain, percuma kita beragama. Sebaik-baiknya orang beragama, sebaik-baiknya orang hidup di dunia ini adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain,” tambahnya.
Edy menjelaskan, kehadirannya di acara pelantikan Walubi ini merupakan bentuk dukungan dirinya sebagai Gubernur Sumatera Utara.
“Rakyat saya dari mulai Islam, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Tadi saya menyampaikan satu persatu ucapan salam, dari masing-masing agama. Itulah Sumatera Utara, siapa pun yang mau jadi Gubernur Sumatera Utara harus tau kemajemukan itu,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua DPD Walubi Sumut, Brilian Moktar, mengatakan pihaknya berkomitmen menjalankan Buddha Dharma dan siap bekerjasama dengan pemerintah.
“Kita harus menjadi perekat pemerintah, karena AD/ART menyebut kan tunduk kepada UU 1945, jadi kita harus tunduk kepada eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Itu wajib,” tukasnya.(wol/man/d2)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post