MEDAN, Waspada.co.id – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi memanggil Direktur PT Angkasa Pura Aviasi, Haris untuk dapat menjelaskan soal isu penjualan aset Bandara Internasional Kualanamu (KNO) ke perusahaan bonafide asal India.
Hal itu disampaikan Edy saat mengikuti kegiatan fun bike dalam rangka Hari Bakti ke-76 Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kantor Dinas BMBK Sumut, di Jalan Sakti Lubis, Kota Medan, Minggu (28/11).
“Saya minta semua dengarkan omongan beliau. Ramai katanya Kualanamu dijual sama India. Saya pun tak tahu. Jadi langsung saja ke sumber yang utama (Direktur Angkasa Pura Aviasi),” katanya Edy.
Setelah dijelaskan, kata Edy, harapannya tidak ada lagi yang mengembangkan isu tersebut. Karena akan mengakibatkan rakyat hilang kepercayaan dengan pemimpinnya.
Sementara itu, Direktur PT Angkasa Pura Aviasi, Haris mengatakan, bahwa kemitraan strategis pengeolaan Bandara Kualanamu lebih kepada kepada kemitraan strategis atau kerja sama, bukan penjualan aset.
Diakuinya, ke depan pihaknya punya komitmen untuk menjadikan Bandara Kualanamu menjadi HUB Internasional, dengan masuknya GMR Airport dalam kepemilikan saham PT Angkasa Pura Aviasi dengan saham 49 persen.
“Makanya kita membutuhkan kerja sama dengan GMR Airport, yang nanti bisa membawa traffic ke Bandara Kualanamu khususnya penerbangan internasional. Bandara Kualanamu merupakan aset PT Angkasa Pura II,” ujarnya.
Ia menambahkan, aset tersebut merupakan kekayaan negara yang sudah dikelola PT Angkasa Pura II. Sehingga perlu ditegaskan, bahwa tidak ada aset yang berpindah ke GMR. “Jadi bukan PT Angkasa Pura II-nya melepas saham, tapi anak PT Angkasa Pura II-nya (PT Angkasa Pura Aviasi),” ungkapnya.
Lebih lanjut, Haris meyebutkan, PT Angkasa Pura II masih memperoleh pendapatan dari deviden. Hal inilah yang menjadi tujuan utama. Karena saat ini market dari bandara di Indonesia masih kepada domestik.
“Jadi, sekarang bagaimana mentransfer bandara internasional dan domestiknya. Kami harap bapak-bapak semua untuk bisa meluruskan pemberitaan di media, bahwa tidak ada penjualan aset,” pungkasnya. (wol/man/ril/data3)
Editor : FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post