MEDAN, Waspada.co.id – Puluhan warga Afganistan pencari suaka tengah mengungsi di Gedung Forum Nine, CIMB Niaga, Jalan Imam Bonjol, berharap agar dikembalikan ke negara asalnya.
Selama mengungsi di Kota Medan, ternyata beberapa warga Afganistan pencari suaka itu terlibat beberapa kasus. Adapun sederet kasus yang dirangkum Waspada Online, Selasa (30/11), yakni kasus penikaman, bakar diri, dan bunuh.
Untuk kasus penikaman, Tim Subdit III Jatanras Dit Reskrimum Polda Sumut menangkap warga Afganistan karena menikam temannya sendiri di mess penginapan, Jalan Rajawali, Medan.
“Pelaku yang ditangkap berinisial RAS (21),” kata Kasubdit III Jatanras Polda Sumut, Kompol Revi Nurvelani, Senin (22/11).
Dijelaskannya, aksi penikaman yang dilakukan pelaku karena sakit hati lantaran korban inisial SZS (21) memposting tulisan di media sosial yang menyebut pelaku sebagai preman.
“Tulisan itu pun membuat pelaku marah lalu mendatangi mess penginapan tempat tinggal korban kemudian menikamnya dengan pisau hingga bersimbah darah,” jelasnya korban sempat melakukan perlawanan dengan mengambil pisau milik pelaku lalu membalasnya.
Revi mengungkapkan, terhadap pelaku sudah diamankan dan diserahkan ke Sat Reskrim Polrestabes Medan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
“Dari tangan pelaku disita barang bukti pisau yang digunakan untuk menikam korban,” ungkapnya.
Kemudian warga Afganistan bernama Ahmadsyah nekat membakar dirinya sendiri, di Gedung Forum Nine, CIMB Niaga, Selasa (30/11).
Berdasarkan informasi yang diperoleh, korban nekat membakar dirinya sendiri diduga depresi karena tidak kunjung dikembalikan ke negaranya.
Melihat tubuh korban dilahap api membuat sesama pengungsi lainnya dibantu sekuriti CIMB Niaga bergerak cepat memadamkan kobaran api. Selanjutnya korban dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.
“Tadi pagi teman saya bernama Ahmadsyah nekat membakar dirinya karena mengalami depresi dan sakit mental sejak 2016 hingga sekarang ini,” ungkap Zuma Muksini perwakilan pengungsi Afganistan.
Lebih lanjut, ia menuturkan akibat depresi tinggal di Indonesia terlalu lama, sebanyak 13 orang pengungsi dari Suku Hazarah, Afganistan, bunuh diri karena sudah 15 tahun tidak bisa menghubungi keluarganya.
“Tolong juga pikirkan keluarga kami yang masih berada di Afganistan.
Kami meninggalkan kampung halaman kami untuk mencari keamanan, keselamatan dan keadilan. Kami terjebak di Indonesia tanpa akses, tanpa mata pencarian, dan pendidikan formal maupun kebebasan buat bergerak,” pungkasnya.(wol/lvz/d2)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post