• Tentang Waspada Online
  • Kontak
  • Redaksi
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Internal Perusahaan Pers
  • Jenjang Karir Kewartawanan
Waspada Online | Pusat Berita dan Informasi Medan Sumut Aceh
  • Home
  • Fokus Redaksi
  • Medan
  • Sumut
  • Aceh
  • Jabar
  • Warta
    • Indonesia Hari Ini
    • Politik
    • Mancanegara
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Teknologi
    • Features
  • Sports
    • Lokal
    • Nasional
    • Internasional
    • PSMS
  • Ragam
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Khazanah
    • Remaja
    • Wisata
  • Hiburan
  • Terkini
  • WOL Video
  • LAINNYA
    • Komunitas
    • WOL News
    • Advertorial
    • Artikel Pembaca
      • Pengamat
      • Umum
No Result
View All Result
  • Home
  • Fokus Redaksi
  • Medan
  • Sumut
  • Aceh
  • Jabar
  • Warta
    • Indonesia Hari Ini
    • Politik
    • Mancanegara
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Teknologi
    • Features
  • Sports
    • Lokal
    • Nasional
    • Internasional
    • PSMS
  • Ragam
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Khazanah
    • Remaja
    • Wisata
  • Hiburan
  • Terkini
  • WOL Video
  • LAINNYA
    • Komunitas
    • WOL News
    • Advertorial
    • Artikel Pembaca
      • Pengamat
      • Umum
No Result
View All Result
Waspada Online | Pusat Berita dan Informasi Medan Sumut Aceh
No Result
View All Result
Home Warta Indonesia Hari Ini

Hoaks Ancam Demokrasi, Budi Gunawan: Perkuat Intelijen Siber di BIN

Minggu, 2021/12/12 16:30
in Indonesia Hari Ini, Warta
A A
0
Budi-Gunawan

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. (merdeka.com)

36
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA, Waspada.co.id – Perkembangan teknologi komunikasi dan media sosial yang begitu pesat memberikan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat. Celakanya, masyarakat mudah memercayai “info bohongan” daripada fakta sesungguhnya.

Tidak ada upaya pengecekan atas sumber berita yang dapat dipertanggungjawabkan, membuat kita sedang berada di era pasca-kebenaran (post-truth).

RelatedPosts

Sumut-bor-keluar-solar

Sumur Bor Milik Warga di Indramayu Keluarkan Solar

Selasa, 2022/07/05 22:00
Musa-Rajekshah2

Musa Rajekshah Promosikan Berbagai Potensi Sumut Kepada Dubes Rumania

Selasa, 2022/07/05 21:00
BANK-SUMUT

Bank Sumut Ganti Kerugian Nasabah Korban Kejahatan Skimming

Selasa, 2022/07/05 18:35

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, memberi uraian lengkap tentang post-truth lewat buku Demokrasi di Era Post Truth (Kepustakaan Populer Gramedia, 2021).

Terutama dalam dunia politik. Budi Gunawan memperlihatkan, media sosial memiliki kapasitas untuk menyebarluaskan informasi yang salah, memunculkan teori-teori konspirasi liar, membicarakan kubu tertentu secara negatif tanpa dasar yang jelas, serta menyebabkan terjadinya polarisasi di masyarakat.

Menurutnya, ada empat kategori disinformasi post-truth yang diproduksi dan disirkulasikan, yaitu disinformasi politik, nonpolitik, hiburan, dan demi keuntungan finansial.

“Disinformasi post-truth juga berpotensi mengancam demokrasi elektoral. Caranya dengan menggunakan hoaks dan berita palsu serta manipulasi preferensi melalui big data dan micro-targeting,” ujar Budi Gunawan dalam keterangannya, Minggu (12/12/2021).

Dia melanjutkan, demokrasi elektoral yang sehat jelas sulit dibangun apabila masyarakat tidak menggunakan kemampuan kritisnya dalam mengonsumsi informasi. Di era ini, emosi dan keyakinan personal lebih penting daripada fakta objektif, sehingga antara kebohongan dan kebenaran sulit diidentifikasi.

“Di Indonesia, polarisasi politik, khususnya dalam satu atau dua dekade ini, tampak nyata dalam penyelenggaraan pemilu yang demokratis. Dalam hal ini muncul bukan hanya polarisasi isu, melainkan juga polarisasi geokultural. Konten-konten negatif lalu-lalang mengaburkan fakta-fakta politik sebenarnya dan melahirkan apa yang disebut politik post-truth,” bebernya.

Dia memberi contoh polarisasi politik pada Pemilu 2019, jauh lebih intens dan lebih tajam dibandingkan Pemilu 2014. Proliferasi dan viralisasi konten-konten kampanye hitam yang cenderung provokatif melalui hoaks, berita palsu, dan ujaran kebencian marak digaungkan di ruang virtual.

“Polarisasi diwarnai dengan produksi serta viralisasi konten-konten negatif seperti hoaks, berita palsu, dan ujaran kebencian, serta kampanye hitam yang memunculkan kegaduhan dan berpotensi mengancam kohesi sosial serta keamanan nasional,” ulas Budi Gunawan.

Praktik-praktik politik post-truth tentu akan membawa konsekuensi negatif berupa terkikisnya tradisi perdebatan yang sehat di masyarakat, terjadinya kebuntuan politik, dan timbulnya ketidakpastian terkait kebijakan. Bahkan bisa menjadikan masyarakat mengalienasi diri dari dinamika politik.

Terjadi secara global

Di Amerika Serikat, polarisasi politik yang cukup tajam antara kubu liberal dan kubu konservatif terjadi akibat disinformasi post-truth, terutama pada masa pemilu.

Hal yang sama juga terjadi di Inggris, ditandai oleh pertarungan dua partai dominan, yaitu Partai Buruh dan Partai Konservatif. Karena itulah dalam Pemilu Amerika Serikat 2016, Barack Obama menggarisbawahi peran media sosial dalam mempercepat terjadinya polarisasi yang tajam antarpihak yang berkompetisi.

Dia mengatakan, media sosial memiliki kapasitas untuk menyebarluaskan informasi yang salah, memunculkan teori-teori konspirasi liar, membicarakan kubu oposisi secara negatif tanpa dasar dan bukti yang jelas, serta menyebabkan terjadinya polarisasi yang tajam di antara para kontestan pemilu. Akibatnya, upaya-upaya dialog menjadi sulit sekali dilakukan.

“Kondisi yang terjadi di Amerika Serikat pada 2016 ternyata juga dialami Korea Selatan. Pemilu di Korea Selatan berkelindan dengan peningkatan berita palsu pada Pemilihan Presiden 2017,” sambungnya.

Ketika itu, presiden berkuasa, Park Geun-hye, dimakzulkan menjelang pemilihan presiden. Jabatan yang kosong diisi Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn. Presiden hasil pemilu diharapkan segera mengisi kekosongan tersebut. Karena itu, pilpres yang sedianya dilaksanakan 20 Desember 2017 dipercepat menjadi 9 Mei 2017.

“Isu pemakzulan menjadi latar belakang kampanye yang panas. Isu itu membuat tema kampanye terpolarisasi antara pendukung dan penentang pemakzulan presiden. Debat capres pun menjadi debat yang tidak terkontrol, sehingga para capres terpancing mengeluarkan beragam berita palsu dan informasi yang menyesatkan,” ungkapnya Budi Gunawan.

Bagaimana dengan Indonesia?

Menurut Budi Gunawan, untuk mengamankan demokrasi elektoral mendatang, perlu adanya perumusan strategi untuk mengantisipasi praktik disinformasi post-truth. Ada empat strategi yang ditawarkan. Pertama, memperkuat intelijen siber di Badan Intelijen Negara.

Cara ini meliputi strategi penyebaran informasi, pelatihan, serta peningkatan kualitas SDM intelijen tentang dunia siber dan platform media baru. Ini dilakukan agar intelijen Indonesia mampu merespons serta mengantisipasi beragam disinformasi.
Kedua, melakukan intervensi teknologi. Harus ada upaya inovasi teknologi fact-checking oleh negara, industri platform, dunia akademis, maupun masyarakat sipil. Selain itu, teknologi filter konten oleh industri platform untuk mendeteksi konten-konten negatif harus terus diperbarui.

Ketiga, memperbarui regulasi. Seluruh pihak yang berelasi di ruang siber diharapkan dapat tersentuh hukum apabila melakukan pelanggaran. Indonesia sendiri sudah memiliki Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, tetapi perlu penyempurnaan mengikuti kemajuan yang terjadi.

“Sedangkan yang Keempat, mengingat masyarakat mudah memercayai informasi yang bertebaran, saya menyarankan pembentukan masyarakat kritis. Upaya ini dapat dilakukan melalui edukasi pola pikir yang kritis, tidak menelan mentah-mentah informasi yang didapat,” tutupnya. (wol/okz/ril/data3)

Tags: Ancam DemokrasiBINBudi GunawanhoaksIntelijen SiberPerkuat
Previous Post

Sederet Film yang Mengisahkan Perjalanan Cinta Sang Playboy

Next Post

Bacaan Doa Setelah Azan agar Pahala Berlimpah

Related Posts

Sumut-bor-keluar-solar
Indonesia Hari Ini

Sumur Bor Milik Warga di Indramayu Keluarkan Solar

Selasa, 2022/07/05 22:00
Musa-Rajekshah2
Fokus Redaksi

Musa Rajekshah Promosikan Berbagai Potensi Sumut Kepada Dubes Rumania

Selasa, 2022/07/05 21:00
BANK-SUMUT
Ekonomi dan Bisnis

Bank Sumut Ganti Kerugian Nasabah Korban Kejahatan Skimming

Selasa, 2022/07/05 18:35
Airlangga-2
Fokus Redaksi

Jelang Idul Adha, Pemerintah Percepat Pengendalian PMK Hewan Kurban

Selasa, 2022/07/05 18:00
Berikan Kompensasi Listrik 24,6 T, Pemerintah Lindungi Rakyat Dalam Pemulihan Ekonomi
Ekonomi dan Bisnis

Berikan Kompensasi Listrik 24,6 T, Pemerintah Lindungi Rakyat Dalam Pemulihan Ekonomi

Selasa, 2022/07/05 15:10
Demokrat Pastikan Tetap Buka Pintu Kolalisi Dengan Semua Partai Termasuk Golkar
Pemilu

Demokrat Pastikan Tetap Buka Pintu Koalisi Dengan Semua Partai Termasuk Golkar

Selasa, 2022/07/05 14:00
Next Post
Ilustrasi-Orang-Doa

Bacaan Doa Setelah Azan agar Pahala Berlimpah

Discussion about this post

Stay Connected

  • 36.6k Fans
  • 40.3k Followers
  • 67k Followers

Trending

  • Arya Saloka Digantikan Deva Mahenra, Fans Ikatan Cinta Protes!: kita maunya Aldebaran asli

    Arya Saloka Digantikan Deva Mahenra, Fans Ikatan Cinta Protes!: kita maunya Aldebaran asli

    4277 shares
    Share 1711 Tweet 1069
  • Saipul Jamil dan Dewi Perssik CLBK: Kalaupun suatu saat ternyata kita berjodoh

    4002 shares
    Share 1601 Tweet 1001
  • ‘Perang Dingin’ dengan Anak Kedua Sule, Nathalie Holscher: jangan anggep gue bunda!

    2446 shares
    Share 978 Tweet 612
  • Uang Nasabah Bank Sumut Raib Mendadak

    2020 shares
    Share 808 Tweet 505
  • Sedih Kali Bah! Fara Shakila akan Hengkang dari Sinetron Ikatan Cinta

    1982 shares
    Share 793 Tweet 496

Recent News

Nathalie Holscher Masih Malas Kembali ke Rumah Sule: Maaf aku lagi nggak bisa...

Nathalie Holscher Malas Kembali ke Rumah Sule: Maaf aku lagi nggak bisa…

Rabu, 2022/07/06 05:09
'Perang Dingin' dengan Anak Kedua Sule, Nathalie Holscher: jangan anggep gue bunda!

‘Perang Dingin’ dengan Anak Kedua Sule, Nathalie Holscher: jangan anggep gue bunda!

Rabu, 2022/07/06 04:01
Katanya Angga Wijaya Sudah Nggak Cocok Lagi, Dewi Perssik: Bullshit! nggak usah ngomong!!

Katanya Angga Wijaya Sudah Nggak Cocok Lagi, Dewi Perssik: Bullshit! nggak usah ngomong!!

Rabu, 2022/07/06 03:53
Dewi Perssik Tidak Menghormati Ibu Mertuanya, Angga Wijaya 'Angkat Bicara'

Dewi Perssik Tidak Menghormati Ibu Mertuanya, Angga Wijaya ‘Angkat Bicara’

Rabu, 2022/07/06 02:44
Waspada Online | Pusat Berita dan Informasi Medan Sumut Aceh

Waspada Online adalah media online pertama di Sumatera Utara yang resmi berdiri pada 11 Januari 1997 bertepatan dengan HUT Harian Waspada ke-50 dengan tujuan utama melengkapi sistem informasi sebagai referensi utama di Medan, Sumatera Utara, dan Aceh.

Follow Us

Temukan di Google Play

Recent News

Nathalie Holscher Masih Malas Kembali ke Rumah Sule: Maaf aku lagi nggak bisa...

Nathalie Holscher Malas Kembali ke Rumah Sule: Maaf aku lagi nggak bisa…

6 Juli 2022
'Perang Dingin' dengan Anak Kedua Sule, Nathalie Holscher: jangan anggep gue bunda!

‘Perang Dingin’ dengan Anak Kedua Sule, Nathalie Holscher: jangan anggep gue bunda!

6 Juli 2022

Waspada Online © 2020 All right reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Fokus Redaksi
  • Medan
  • Sumut
  • Aceh
  • Jabar
  • Warta
    • Indonesia Hari Ini
    • Politik
    • Mancanegara
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Teknologi
    • Features
  • Sports
    • Lokal
    • Nasional
    • Internasional
    • PSMS
  • Ragam
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Khazanah
    • Remaja
    • Wisata
  • Hiburan
  • Terkini
  • WOL Video
  • LAINNYA
    • Komunitas
    • WOL News
    • Advertorial
    • Artikel Pembaca
      • Pengamat
      • Umum

Waspada Online © 2020 All right reserved.