MEDAN, Waspada.co.id – Praktisi Kesehatan sekaligus Dosen Bidang Kesehatan Masyarakat dari Institut Kesehatan Helvetia Medan kembali melaksanakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kali ini kegiatan berlangsung di SMK Negeri 3 Medan Jalan STM No.12 B Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan Medan Amplas, baru-baru ini.
Adapun PKM kali ini mengambil tema “Deteksi Dini Anemia Menuju Generasi Berkualitas Pada Siswa-siswi SMKN 3 Medan”. Bertindak sebagai Ketua Tim Dosen Debby Pratiwi SST M.KM didampingi dua Anggota Tim Dosen yakni, Marlina SKM M.KM dan Nurul Mouliza SST M.KM.
Kegiatan ini juga disetujui dan dihadiri langsung oleh Kepala SMKN 3 H Darwis M.Pd, yang dihadiri para siswa-siswi SMK tersebut.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut adalah agar para remaja mengetahui dan paham tentang pentingnya mendeteksi secara dini mengenai bahaya Anemia yang kerap menyerang remaja.

Dalam paparannya di hadapan para siswa-siswi SMKN 3 Medan, Ketua Tim Dosen Debby Pratiwi menyebut, pada masa remaja terjadi berbagai macam perubahan yang cukup signifikan baik secara fisik, biologis, mental dan emosional serta psikososial. “Hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupan dan perilaku pribadi, lingkungan keluarga maupun masyarakat.”
“Remaja perlu menjaga pola makan sehari-hari agar tidak terjadinya anemia sehingga dalam beraktivitas remaja tetap semangat baik itu aktivitas belajar maupun ekstrakurikuler,” ungkap Debby.
Debby menjelaskan, banyaknya remaja yang tidak baik pola makan dan minum sehari-hari mengakibatkan asupan gizi yang masuk dan keluar tidak seimbang ini akan mengakibatkan dampak yang luar biasa. “Seperti yang kita ketahui bahwa remaja adalah merupakan aset bangsa,” tambahnya.
Dijelaskan, Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hematokrit dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan. “Penyebab terjadinya anemia adalah, pada umumnya masyarakat indonesia (termasuk remaja putri), banyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi,” beber Debby lagi.
Lebih lanjut dikatakan, remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan. “Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diereksi, khususnya melalui feses (tinja) dan remaja putri mengalami haid setiap bulan, sehingga kehilangan zat besi 1,3 mg per hari.
Dengan penjelasan dan paparan Tim Dosen Institut Kesehatan Helvetia Medan, para remaja khususnya seluruh siswa-siswi SMK Negeri 3 Medan dapat melakukan pola hidup sehat, terlebih soal deteksi dini Anemia dalam beraktivitas sehari-hari. (wol/rls/data3)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post