MEDAN, Waspada.co.id – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi, diharapkan tidak terjebak dalam polemik yang sedang terjadi. Edy diharapkan untuk fokus dan konsentrasi menyukseskan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 mendatang yang akan diselenggarakan di Sumut dan Aceh. Demikian dikatakan Pengamat Sosial Politik, Shohibul Anshor Siregar, kepada wartawan, Senin (3/1).
Terkait polemik yang terjadi di seputaran dunia olahraga di Sumut. Menurutnya, semua pihak punya persepsi berbeda terhadap dinamika yang terjadi. Apabila masalah itu masuk ke ranah hukum, tidak masalah.
“Saya ingin memberi pesan kepada masyarakat Sumatera Utara, untuk melihat beberapa hal yang harus kita tandai sebagai legacy (peninggalan/warisan) terkait nama seseorang untuk dikenang oleh masyarakat di masa depan saat jabatannya berakhir,” kata Sohibul.
Sebagai catatan, kata dosen yang akrab disapa Bang Shohib ini, Gubernur Sumut terdahulu bernama Abdul Hakim pada masa jabatan tahun 1951-1953, telah berhasil membangun Stadion Teladan Medan. Kemudian, membawa PON III di tahun 50-an. Artinya, belum ada fasilitas yang serupa dan sebanding dengan itu.
“Sekarang ini 2022, kita harus siap menerima kembali penyelenggaraan PON bersama Provinsi Aceh. Bayangkan berapa lama jaraknya (waktunya). Artinya, kita punya reputasi bagus, rekam jejak yang luar biasa. Sekarang Gubernur kita (Edy Rahmayadi) sedang membuat Sport Centre. Kita berharap itu bisa memfasilitasi kegiatan olahraga yang akan berlangsung di Sumut dan Aceh (PON XXI/2024). Tentu dia akan berpikir ke arah sana. Pertama, fasilitas yang menjadi representasi dari semua yang bisa mewadahi pelaksanaan PON,” sebutnya.
Dari momentum yang akan datang itu, Shohib melihat perlu ada potensi yang digenjot agar Sumut bisa menorehkan prestasi membanggakan di PON mendatang, terlebih sebagai juara. Sehingga, persiapannya harus dimulai sejak awal, karena waktu tidak lama lagi.
“Karena itu, harus ada perhatian dan bukan hanya soal anggaran. Tetapi keseriusan untuk itu. Ini yang harus menjadi pertimbangan, daripada ribut sana-sini, mari kita memberikan usul dan saran kepada gubernur, bagaimana supaya olahraga kita memberikan catatan yang baik dalam sejarah kita (Sumut),” ungkapnya.
Selain itu, terkait pengaduan pelatih olahraga ke ranah hukum yang melibatkan Gubernur Sumut, menurut Shohibul, hal itu tidak perlu menjadikan Edy Rahmayadi terganggu. Sebab, kepala daerah punya kewenangan, tanggung jawab dan kewajiban dalam memberikan yang terbaik bagi masyarakat sepanjang kepemimpinannya.
“Kalaupun ada yang membawa persoalan dinamika ini ke renah hukum, silakan. Jangan terganggu dengan itu. Irama (program pembangunan olahraga) besar ini harus jalan terus, jangan terganggu konsentrasi, tugasmu besar, tugasmu memilki sejarah. Jika Abdul Hakim dan Marah Halim bisa mengukir legacy, mengapa seorang mantan Ketua PSSI tidak bisa membuat lagi di daerahnya. Saya mendorong dan menantang dia (Edy) membuat catatan yang baik,” pungkasnya. (wol/man/data3)
editor : FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post