MEDAN, Waspada.co.id – Mulai kuartal ketiga 2021 terjadi kenaikan harga pupuk internasional yang memicu kenaikan harga pupuk domestik. Di tingkat petani, harga pupuk belakangan sudah sangat mahal khususnya untuk pupuk non subsidi yang juga diikuti dengan kenaikan harga pestisida.
“Untuk wilayah Sumatera Utara sendiri, masalahnya bukan hanya terletak pada mahalnya harga pupuk. Lonjakan konsumsi pupuk pada petani sawit juga menjadi masalah yang mengakibatkan permintaan akan pupuk non subsidi meningkat oleh petani sawit,” tutur Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Kamis (20/1).
“Dan ada ketimpangan di situ, di mana petani sawit (sub sektor perkebunan) NTP dikisaran 150, sementara petani tanaman hortikultura di Sumut NTP masih dibawah 100. Jadi, ketersediaan pupuk di wilayah Sumut seharusnya lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya, khususnya saat harga sawit masih di bawah 3.000 ringgit per tonnya, jika tidak, terjadi ketimpangan antar petani yang sangat lebar, terlebih jika pasokan pupuk subsidi buat petani juga tidak nambah,” ungkapnya.
Dijelaskan, kenaikan harga pupuk maupun pestisida jelas akan membuat pengeluaran petani bertambah. Jadi kalau seandainya kenaikan harga jual produk petani mengalami kenaikan. Namun ketika kenaikan harga jual tersebut belum mampu mengimbangai kenaikan pengeluaran, NTP petani susah naik dan justru bisa memburuk kalau harga jual produk petani malah turun.
“Di mana kenaikan harga pupuk dan pestisida bisa memicu kenaikan harga pangan ditingkat konsumen. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Kalau pupuk dan pestisida ini sangat erat dengan tanaman petani yang mempengaruhi biaya produksi secara langsung,” tambahnya.
Namun kenaikan harga pupuk dan pestisida secara tidak langsung juga bisa memperngaruhi kenaikan harga daging, baik itu daging ayam, daging sapi maupun telur ayam. Sederahana saja logikanya, disaat harga pakan ternak yang bahan dasarnya jagung harganya naik karena pupuk mahal, Maka harga pakan ternak juga ikutan naik.
“Ini juga sangat potensial memicu terjadinya kenaikan harga daging maupun telur. Jadi kenaikan harga pupuk dan pestisida ini pada dasarnya membuat pengendalian inflasi kian berat,” tandasnya. (wol/eko/data3)
Discussion about this post