MEDAN, Waspada.co.id – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi, menyampaikan kekesalannya kepada pemerintah di kabupaten/kota yang menggelar operasi pasar untuk mengatasi tingginya harga minyak goreng (Migor)
Kekesalan itu disampaikan Edy saat Rapat Koordinasi Optimalisasi Pendapatan Negara dari sektor sawit bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Aula Tengku Rizal Nurdin, Senin (4/4).
Menurut Edy, tindakan yang dilakukan pemerintah di kabupaten/kota menyelesaikan kelangkaan minyak goreng dan tingginya harga di pasaran, dengan membuka pasar murah tidak tepat dan bukan menyelesaikan masalah.
“Pemerintah kabupaten/kota pernah saya kulik-kulik, jawabnya sederhana sekali. Pak, kita adakan saja operasi pasar. Kau bilang kau tidak ada minyak, tapi dari mana kau buat operasi pasar,” cerita Edy.
“Ada yang ngasih pak, yang ngasih itu kau tendang. Makanya, saya tak mau kalau operasi pasar, tak menyelesaikan masalah operasi pasar itu,” kesalnya.
Eks Pankostrad ini bingung, apa penyebab bahan pokok minyak goreng masih langka dan mahal di Sumut. “Di Sumut ini minyak goreng langka dan mahal, ini yang buat saya bingung, tak masuk akal. Setiap hari saya panggil Naslindo (Kabag Perekonomian), saya tanya bagaimana ini. Saya minta ini benar-benar bisa diselesaikan,” ungkapnya.
Edy berharap, dengan rapat koordinasi yang digelar bersama KPK dapat menyelesaikan permasalahan minyak goreng di Sumut. Karena, rakyat Sumut seharusnya bisa menikmati hasil pertanian kelapa sawit yang cukup besar.
“Maunya tuntaslah ini. Ini saya lakukan untuk rakyat saya tercinta 15 juta rakyat saya. Saya ingin rakyat saya ini menikmati hasil alamnya dengan pengelolaan yang benar, distribusi yang benar. Pajaknya benar, agar semua hidup sehat,” pungkasnya. (wol/man/d2)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post