MEDAN, Waspada.co.id – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menghadiri acara doa peringatan 40 hari wafatnya putera kedua Gus Irawan Pasaribu, yakni Putra Ahmad Syarif Irawan Pasaribu, di Kompleks Tasbih I Blok LL Medan, Sabtu (28/5) malam.
Acara doa bersama diawali dengan pembacaan Surat Yasin, Tahtim, dan Tahlil yang dipimpin Ustadz Hasbi Mawardi serta diisi tausiyah Ustadz Muzakir. Selain Edy, turut hadir Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman, Rektor UIN Sumut Prof Syahrin Harahap, Rektor Universitas Panca Budi Medan Isa Indrawan, dan sejumlah tokoh lainnya.
Pada kesempatan itu, Gubsu hadir bersama Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumut Nawal Lubis mengajak jamaah yang hadir mendoakan almarhum, agar diterima seluruh amal ibadahnya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
“Malam kepergian almarhum yang ke-40 hari ini, mari kita doakan bersama-sama agar almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan seluruh amal ibadahnya diterima olehNya,” kata Edy.
Mewakili keluarga besar, Gus Irawan mengucapkan terima kasih atas kehadiran para tuan guru dan sahabat serta masyarakat yang terus memberi semangat dan dukungan. Terkhusus kepada Gubernur Edy Rahmayadi yang meluangkan waktu hadir mulai dari rumah sakit hingga prosesi pemakaman.
“Inilah yang membuat kami sesungguhnya menjadi lebih kuat, punya pemimpin dan bapak/ibu tuan guru dan sahabat yang terus menyemangati kami. Mudah-mudahan doa yang dipanjatkan diijabah oleh Allah SWT dan diteruskan kepada seluruh kaum muslimin dan muslimah, sanak saudara yang telah mendahului, terkhusus kepada almarhum,” ucap Ketua DPD Gerindra Sumut tersebut.
Dalam tausiyah singkatnya, Ustadz Muzakir mengatakan kematian adalah satu janji manusia yang telah tertulis. Allah SWT telah menentukan waktu dan tempat perjanjian itu tiba, tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya. Karenanya ini peringatan bagi setiap manusia, setiap denyut nadi dan nafas untuk senantiasa berbuat kebaikan.
Ustadz Muzakir juga mengingatkan, apabila seseorang mendapat musibah jangan sampai merasa menderita dan berputus asa, tetapi jadikanlah musibah ini sebagai jalan untuk lebih mencintai Allah SWT.
“Dengan musibah kita menyucikan diri kita, bersihkan dosa-dosa kita, karena kita akan kembali kepada Allah,” katanya. (wol/aa/d2)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post