MEDAN, Waspada.co.id – Menyikapi kasus wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak yang sepekan terakhir menjadi perhatian nasional, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menyiapkan tiga langkah antisipasi, yaitu, deteksi, sosialisasi, dan isolasi.
Demikian disampaikan Gubsu pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Wabah PMK di Sumut bersama para Kepala Dinas Peternakan Kabupaten/Kota se-Sumut, di Aula Tengku Rizal Nurdin Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Jumat (13/5).
Gubernur menegaskan tiga langkah yang segera diambil untuk mengantisipasi wabah PMK adalah mendeteksi keberadaan hewan ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing. Apakah ada indikasi (tanda klinis) seperti demam, nafsu makan hilang, lepuh di hidung, lidah, mulut dan kuku, air liur keluar secara berlebihan serta keluar leleran dari hidung.
“Antisipasi sejak kemarin sudah kita lakukan dan hari ini kita kumpulkan seluruh Kadis Peternakan. Secara tertulis kita informasikan kepada bupati/wali kota, agar segera mengambil langkah dengan kondisi yang ada. Langkah berikutnya sosialisasi agar masyarakat tahu yang harus dilakukan dan petugas juga siap,” ujar Edy.
Langkah ketiga adalah isolasi dengan menghentikan lalu-lintas hewan ternak, seperti keluar masuk Sumut. Mengingat dari data 2.226 kasus terkonfirmasi di Provinsi Aceh, sebanyak 1.903 di antaranya terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Besitang di Kabupaten Langkat.
Khusus Sumut, ada dua kabupaten yang tercatat ditemukan dugaan kasus PMK yang masih perlu dipastikan terlebih dahulu ke Laboratorium PMK Pusat Veteriner Farma (Pusvetma). Langkat dengan total 337 kasus (hewan ternak) dari Kecamatan Besitang dan Pematangjaya. Di Kabupaten Deliserdang, total 261 kasus dan tersebar di Kecamatan Galang, Hamparanperak, Pagarmarbau, Percut Seituan, dan Tanjungmorawa. Alhasil, totalnya menjadi 598 kasus.
“Saya mendeteksi ini harus diantisipasi. Baik perbatasan darat atau laut, seluruhnya dihentikan. Terakhir, di pasar ternak ini harus dideteksi, ditutup sementara (pasar ternak). Tetapi bagaimana ini tidak membuat panik,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Sumut yang dinilai cepat tanggap dalam mengambil langkah antisipasi kejadian wabah PMK. Secara umum, kondisi ini mengkhawatirkan dunia, termasuk Indonesia, di mana Aceh dan Jawa Timur terbanyak kasus terkonfirmasi ditemukan 2.226 dan 2.917 kasus (data Ditjen PKH)
“Intinya jangan panik. Karena baru satu pekan ini kita tangani kematiannya (tergolong) kecil. Jadi jangan membuat seolah ini mengerikan. Bahwa wabah itu ada, tetapi semuanya bisa disikapi. Mari kita mengadaptasi tangangan dan wabah itu,” jelas Mentan.
Mentan juga meminta agar tidak mendramatisir keadaan yang akan berdampak pada terganggunya tata niaga. Mengingat saat ini sudah mendekati momentum Idul Adha (kurban), sehingga kebutuhan hari raya nanti, diminta mempersiapkan hewan yang sehat. (wol/aa/d2)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post