MEDAN, Waspada.co.id – Wakil Ketua DPRD Medan, HT Bahrumsyah, menyebut kawasan yang terdampak banjir rob Belawan merupakan Hak Penggunaan Lahan (HPL) Pelindo. Karena Pelindo tidak mempergunakan lahan mereka secara keseluruhan untuk kegiatan usaha, maka diduduki masyarakat sampai saat ini.
Dikatakan, wacana membangun benteng atau tanggul rob akan memunculkan masalah baru. Di samping membutuhkan anggaran yang cukup besar, warga yang berada di balik bangunan tanggul akan menerima dampaknya. Sebab, jumlah masyarakat yang tinggal di kawasan HPL Pelindo tersebut jumlahnya ribuan.
“Terus, kalau kita buat benteng di darat, (masyarakat) yang tinggal di atas air itu bagaimana aksesnya? Itu yang membuat sulit. Jadi pandangan kami, jadikan Belawan itu halaman depan Kota Medan. Caranya bagaimana, di dunia manapun kawasan air itu mahal harganya,” ungkapnya menyikapi wacana pembangunan tanggul banjir rob, Senin (30/5).
Ketua DPD PAN Kota Medan ini menjelaskan, lahan yang berada di kawasan Lantamal-1 Belawan tidak terdampak banjir rob. Karena pesisir pantainya dijadikan tempat aktivitas. Sehingga dicarikanlah solusi agar banjir tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat maupun Lantamal.
“Apabila semua areal di pinggir laut itu dijadikan tempat usaha, diubah fungsi ruangnya. Pelindo harus bertanggung jawab, karena itu di wilayah mereka. Kalau di daerah ini Pelindo nggak mau mengerjakannya, Pelindo melalui Kementerian BUMN, sampaikan ke Kementerian Keuangan agar dialihkan. Kasih ke Pemko Medan, biar Pemko yang mencarikan pengusahanya (yang mengelola kawasan bibir pantai),” ujarnya.
Bahrum mencontohkan, di Kota Kendari, Pantai Losari (Kota Makasar) dan Jakarta (Pantai Indah Kapuk), laut merupakan halaman depan daerah itu untuk kegiatan perekonomian. Sementara bagi masyarakat terdampak program pengelolaan ini nantinya, disediakan rumah.
“Ada aturannya, kita nggak boleh menggusur tanpa menyediakan rumah pengganti. Buatkan rumah di pinggiran laut itu juga, jadi sampan dan boat nggak jauh dari rumah warga,” pungkasnya.(wol/mrz/d2)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post