Langkat, Waspada.co.id – Tangkahan jadi salah satu destinasi wisata yang disebut-sebut sebagai surga tersembunyi di Sumatera Utara. Terkenal akan sungai yang jernih, hutan hujan yang masih asri, dan penangkaran gajah menjadikan kawasan ini menjadi incaran para pelancong lokal maupun asing untuk berkunjung.
Penginapan bagi para wisatawan juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuk wisatawan menghabiskan hari-harinya sambil menikmati limpahan oksigen dari hutan Tangkahan. Menawarkan konsep menyatu dengan alam, hingga rumah pohon jadi senjata andalan para pengelola penginapan untuk membuat para turis betah berlama-lama.

Seperti yang dilakukan Ridho Pamungkas dan istrinya Rahmaida Simbolon, yang sejak tahun 2020 silam mendirikan Bua Guesthouse. Penginapan yang mengusung konsep kembali ke alam untuk wisatawan yang ingin ketenangan.
“Suasana yang asri, tenang dan nyaman, dikelilingi hutan dan berada dipinggir sungai, dekat dengan pemandian gajah, jalur tracking, dan murah,” ujar mereka saat menjelaskan Bua Guesthouse miliknya, Senin (6/6)

Saat ini, Bua Guesthouse memiliki empat kamar dengan dua tipe. Dimana 3 kamar berkonsep rumah pohon harganya Rp250.000/malam, dan 1 kamar berkonsep rumah kaca dengan harga Rp450.000/malam.
“Untuk kapasitas rumah pohon maksimal 3 orang, dan kapasitas untuk rumah kaca 5 orang. Sedangkan untuk segmen pasar, lebih diutamakan wisatawan dari luar negeri, sebab wisatawan dari luar negeri sangat suka yang natural. Seperti mendengar suara bianatang jangkring, kodok dan suara air mengalir dari sungai Tangkahan,” jelas Ridho.

Saat ini Bua Guesthouse dapat dipesan melalui aplikasi penyedia hotel melalui airbnb, bookingcom, dan traveloka.
“Namun banyak juga tamu yang menggunakan jasa booking.com dan dari instagram,” tutup Rahmaida. (wol/ega/d2)
Discussion about this post