JAKARTA, Waspada.co.id – Pasca Eril dinyatakan meninggal dunia, Ridwan Kamil mengunggah tentang putra sulungnya di instagram, Eril, kembali menjadi perhatian warganet.
Ridwan Kamil tidak pernah terlihat mengunggah postingan apapun di laman sosial medianya Semenjak musibah yang menimpa Eril, .
Ridwan Kamil berusaha melakukan pencarian terhadap Eril, namun hal tersebut tidak membuahkan hasil setelah hampir seminggu .
Hal ini tentu saja membuatnya remuk dan segala harapan-harapan tentang putra sulungnya ini kembali pupus.
Kesedihan dan kekalutan yang dirasakan Ridwan Kamil, awalnya mungkin memang dipendam.
Namun beberapa hari ini, tampak sang Gubernur Jawa Barat kembali aktif di beberapa media sosial seperti Twitter dan Instagram untuk membagikan kisah putra sulungnya, Eril.
Seperti hasil lansiran Aspirasiku dari akun Instagram beliau @ridwankamil, pada Senin, 6 Juni 2022, Ridwan Kamil membagikan kisah Eril dalam sebuah cuplikan video atas kiprah dan semangat hidupnya selama ini.
Unggahan video ini diberi judul ‘KAPAN KITA PULANG?’ oleh Ridwan Kamil.
“KAPAN KITA PULANG?
Kisah tentang Eril, anak lelaki kesayangan kami, hakekatnya adalah cerita tentang kita semua. Hakekat bahwa semua dari kita, pasti akan pulang. Dengan waktu, tempat, dan cara yang kita tidak akan pernah selalu tahu.
Hidup di dunia ini sesungguhnya adalah tentang perjalanan bukan tujuan. Dan seperti cerita perjalanan, kisah selalu dimulai dari sebuah titik awal. Dan kisah akan selesai di sebuah titik akhir. Dan untuk setiap yang datang, pasti akan ada saatnya untuk kembali pulang.
Agar perjalanan selamat, maka petunjuk jalan dan bekalnya harus kita siapkan. Petunjuk jalan adalah keimanan. Bekal perjalanan adalah anfauhum linnas, yaitu tas berisi pahala amal-amal kebaikan kita.
Itu hakekat cerita Ananda Eril.
Kami sekeluarga sudah mengikhlaskan, bahwa sesungguhnya ia sudah selesai dengan perjalanannya. Peripurna hidupnya dengan segala amalannya. Ia berpulang kepada pemilik sesungguhnya sesuai jadwalnya.
Jadwal yang sudah tertulis di kitab takdir Allah yaitu Lauhul Mahfudz.
Seandainya kami bisa bertukar tempat. Seandainya. Pastilah itu yang setiap orangtua akan lakukan.
Namun, logika manusia tidak sama dengan ketetapan takdir. Dan jika terdengar cucuran tangis ibunyasetiap malam dan raungan tak bersuara ayahnya, itu semata karena hati kami hancur berkeping-keping.
Saat ini kami sedang menggapai tali keimanan dan keikhlasan, agar bisa memandu kami beradaptasi terhadap takdir ini.
Kami meyakini, sesungguhnya ada du acara menilai panjang pendeknya umur manusia. Yang pertama, menilai dengan panjangnya umur biologis yang dihitung dengan bulan atau tahun. Itu kebiasaan kita.
Namun, ad acara yang kedua, yaitu menghitung berapa panjangnya, lamanya, dan besarnya amal kebaikannya saat ia hidup di dunia fana ini.
Ananda Emmeril Kahn Mumtadz, mungkin umur biologisnya hanya 23 tahun, namun dengan luasanya amal kebaikannya, Insya Allah sungguh ia pergi dalam panjang umur.
Ia lahir 25 Juni 1999 di New York, dan berpulang di Bern, 24 Mei 2022, saat ia dalam misi berikhtiar mencari sekolah S2.
Tidaklah penting kita lahir dan pulang di mana. Karena sesungguhnya semua tempat di dunia ini adalah bumi Allah SWT.
Eril, kamu niatnya pergi mencari ilmu dan pelajaran, malah akhirnya, kamulah yang memberikan ilmu dan pelajaran kepada kami semua.
Dear Eril, ayahmu ini baru tahu, bukan hanya ratusan atau ribuan tapi jutaan yang mendoakanmu Ril.
Dari anak-anak yatim di desa-desa, tukang ojek dan becak di belokan jalan kota sampai ulama-ulama di Palestina.
Dari mereka yang dekat dengan hatimu sampai mereka yang sama sekali tidak mengenalmu.
Mungkinkah ini karena kebaikanmu membelikan baju lebaran kepada anak-anak yatim itu.atau karena kebaikanmu ngasih thr dari uangmu sendiri ke satpam-satpam itu Ril?
Mungkinkah ini pahala kesabaranmu, saat tidak semua maumu kami berikan walau kami mampu, sehingga kamu harus bekerja sambilan sambil kuliah Ril?
Mungkinkah ini balasan atas doa-doa malammu dan akhlak muliamu yang selalu menebar senyum penuh radiasi bahagia itu Ril?
Mungkinkah ini buah dari saat kamu hujan-hujan memimpin anak-anak muda membagikan sedekah kepada panti asuhan dan duafa-duafa tua itu Ril?
Mungkinkah ini berkaitan dari kebaikanmu selalu melindungi sesama manusia di sekelilingmu Ril? Bahkan di saat kejadian itu, kamu selamatkan ibumu dengan melarangnya masuk ke sungai dan kamu relakan pelampung itu untuk adikmu.
Kamu sejatinya adalah pahlawan.
Sungguh, kamu diam-diam ternyata sudah menyiapkan bekal untuk perjalanan pulang itu Ril. Masya Allah.
Dan tenanglah dimanapun kamu berada Ril, sesungguhnya Ridhallahu fii Ridhawalidain. Ridha Allah akan menyertaimu sekaligus karena kami kedua orangtuamu sudah ikhlas dan ridha melepas kepulanganmu.
Walau suatu saat nanti kami ingin berseru ‘Allahu Akbar!’ jika suatu hari Allah ijinkan pertemukan kami dengan jasadmu.
Jika ada dosa dari kami selama ini, kami memohon maaf kepadamu atas segala kekurangan kami, demikian pula sebaliknya. Apapun itu, agar kamu tenang bersamaNya.
Teriring doa di segala helaan napas dan tetes air mata ini untukmu anakku.
Sungai Aare akan terang benderang, karena jutaan doa-doa ini akan menjadi cahaya yang menerangi ketenangan tempatmu sekarang Ril.
Sampai kit berjumpa lagi, saat kamu bukakan pintu gerbang itu.
JADI KAPAN KITA PULANG?
Kita tidak akan pernah tahu. Namun jika panggilan pulang itu datang, pastikan bekal itu cukup.
Bern, Swiss
2 Juni 2022
Ridwan Kamil
A proud father of Emmeril Kahn Mumtadz.”
Tanda titik pada tulisan tersebut menjadikan tanda jika kisah Eril sudah selesai.
Unggahan Ridwan Kamil dalam akun instagramnya ini mendapat banyak reaksi dari warganet.
Hingga berita ini diunggah, postingan tersebut telah mendapat lebih dari 68.700 komentar dan disukai hingga 1,8 juta orang.(aspirasi/wol/w1n)
Discussion about this post