BINJAI, Waspada.co.id – Kabar adanya warga Binjai diduga jadi korban penyekapan dan penyiksaan di Kamboja masih simpang siur. Data yang diperoleh dari Disnaker Sumut, ada 129 WNI berhasil ditangani KBRI Phnom Penh dan dibawa ke RPTC Jakarta.
Seluruh WNI dipulangkan secara bertahap ke Indonesia dengan tujuan Jakarta menggunakan Pesawat Garuda GA 837 ETA, Jumat (5/8) pukul 19.40 WIB.
Sedikitnya 12 orang tahap pertama. Empat di antaranya warga Sumut, tepatnya dari Medan. “Data yang kita himpun dari Kemenlu, ada empat orang warga Medan,” beber Kepala Dinas Tenaga Kerja Sumut, Baharuddin Siagian.
Adapun keempat warga Medan itu terdiri dari dua pria dan dua perempuan, yakni Aulia Rahma, Christina Chiyani, Hendri Setiawan dan Arvin Siswandi.
Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Perdagangan Kota Binjai, Hamdani Hasibuan mengaku sudah menghubungi Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) terkait asal WNI yang diduga disiksa di Kamboja.
Menurutnya, prosedurnya memang harus melalui BP2MI, tak bisa langsung ke sana.
“Nantinya berjenjang ke Jakarta atau Konjen di sana. Saya sudah menghubungi Kepala BP2MI meminta perkembangan terkait hal ini. Jika memang nanti di sana sudah dijadwalkan kepulangannya, Pemerintah Kota Binjai baru dapat bergerak memfasilitasi mereka. Seperti kemarin yang di Ukraina,” sebut Hamdani.
Hamdani belum bisa memastikan jumlah pasti WNI asal Kota Binjai yang terjebak di Sihanoukville, Kamboja lantaran belum mendapat data. “Yang sudah dapat itu masih warga asal Medan. Belum tau adakah warga Binjai atau Langkat. Nanti kita lihat perkembangannya,” jelasnya lagi.
Hamdani menambahkan, hingga saat ini pihaknya belum dapat laporan maupun pengaduan dari keluarga WNI asal Binjai yang terjebak di sana. Bahkan, ia juga belum dapat memastikan, mereka yang bertolak ke Kamboja ini secara resmi atau ilegal.
Kita sudah beberapa kali kejadian seperti ini. Karena itu Hamdani menghimbau jika bekerja ke luar negeri agar menggunakan jalur dan prosedur resmi agar lebih aman. (wol/rid/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post