LHOKSEUMAWE, Waspada.co.id – Ribuan massa tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Unimal Bersama Rakyat menggeruduk Gedung DPRK Lhokseumawe, Senin (13/9). Mereka menuntut kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Pantauan Waspada Online, massa mulai melakukan aksinya sejak pukul 10.30 WIB dengan berkumpul di Lapangan Hiraq. Massa aksi long march ke Gedung DPRK Lhokseumawe dikawal dengan mobil Patwal Polres Lhokseumawe untuk menyuarakan aspirasi mereka.
Pada sekitar pukul 11.30 WIB di bawah teriknya matahari, para mahasiswa yang dikomandoi langsung oleh koordinator lapangan melakukan orasi secara bergantian dan mengangkat poster tentang protes kenaikan BBM di halaman kantor DPRK setempat.

Ketua DPRK Lhokseumawe Ismail A Manaf bersama anggota dewan lainnya bersama Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto pada pukul 11.50 WIB menemui mahasiswa yang berdemo tersebut.
Terjadi perdebatan antara mahasiswa dan pihak anggota legislatif. Para mahasiswa yang sudah kalap mencoba masuk ke dalam gedung dewan dengan mencoba menerobos pagar betis aparat keamanan yang terdiri dari kepolisian dan Satpol-PP, sehingga aksi saling dorong-mendorong dan bentrokan pun tak terelakkan.
Aksi tersebut mendapatkan perlawanan keras oleh pihak pengamanan dengan segera menurunkan polisi anti hura-hura yang berseragam lengkap. Kemudian petugas polisi langsung menembakkan water cannon untuk membubarkan mahasiswa hingga keluar pagar.
Amatan Waspada Online juga sampai terjadi aksi pelemparan batu dan botol minuman ke arah polisi, sehingga kaca jendela dan pintu masuk di gedung tersebut pecah.
Ketua DPRK Lhokseumawe Ismail A Manaf dan beberapa anggota dewan lainnya langsung kembali menyelamatkan diri ke dalam gedung DPRK.

Sampai pukul 14.00 Wib, mahasiswa masih bertahan dan tetap berusaha masuk meski harus menerobos pertahanan polisi anti huru-hara.
Koordinator Lapangan aksi itu, Aris Munandar, mengatakan para mahasiswa merasa sangat menyayangkan dengan tindakan oleh pihak kepolisian yang melakukan tindakan represif kepada mahasiswa.
Para mahasiswa juga sangat kecewa dengan sikap pihak DPRK yang seolah-olah menelantarkan rakyatnya yang ingin menyuarakan aspirasi.
“Kepolisian bersifat represif yang bertindak ke mahasiswa yang seolah-olah lawan, padahal kami telah meminta untuk membuka ruang dialog, tetapi tidak diindahkan dan kepada DPRK Lhokseumawe sangat menunjukan ketidakpihakan kepada masyarakat, kami sangat kecewa, bahwasanya kami datang hari ini mewakili masyarakat yang menyampaikan seluruh keluh kesah masyarakat.” ujar Korlap.
Lanjutnya, seharusnya DPRK Lhokseumawe yang mewakili rakyat harus menyampaikan aspirasi masyarakat yang sebagai jembatan kepada pihak DPR RI.
Pada aksi demo yang ricuh tersebut yang berakibat satu personel polisi terluka akibat lemparan batu dan lima orang mahasiswa juga terluka.
Salah satunya adalah Reina Hufaira mahasiswa Unimal yang terluka dibagian kepala sebelah kanan. Ia tidak mengetahui siapa yang melukainya. Dirinya terluka saat aksi yang semula direncanakan damai tersebut, terjadi keos. (wol/fik/d2)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post