PANGURURAN, Waspada.co.id – Ulos merupakan salah satu warisan budaya berasal dari suku Batak Toba. Ulos tidak hanya digunakan pada saat acara adat budaya, melainkan seiring perkembangan zaman. Kini ulos telah menjadi bagian dari fashion.
Meski telah banyak ulos diproduksi menggunakan mesin, namun berbeda dengan ulos yang diproduksi Koperasi Ibu Tien Warlami (Ikatan Ibu-ibu Tim Kreatif dan Inovatif, Pewarna Alami). Para wanita hebat di koperasi ini masih menenun ulos dengan cara tradisional.
Selain itu, Koperasi Ibu Tien Warlami tidak menggunakan pewarna kain sintetis, melainkan menggunakan bahan pewarna alami dari tumbuhan. Meski nyaris tidak pernah digunakan lagi, namun mereka berhasil melestarikan kembali pewarna alami warisan nenek moyang terdahulu.
Hal ini diketahui saat Waspada Online mengunjungi rumah Ketua Koperasi Ibu Tien Warlami Henni Mariani Sagala di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Selasa (25/10).

“Kami mengunakan pewarna bahan alami dari tumbuhan yang ada di alam Samosir,” ujar Henni.
Dirinya menjelaskan, awalnya mereka membentuk sebuah komunitas para ibu-ibu di desa berjumlah 11 orang, kemudian berubah menjadi Koperasi sejak bulan Mei 2022 lalu.
“Lalu kami dilirik oleh Pemerintah Kabupaten Samosir dan diarahkan agar membentuk koperasi yang berbadan hukum,” terangnya.
Namun, kata Henni, pihaknya hingga saat ini masih kesulitan dalam menemukan bahan untuk menghasilkan warna merah.
“Tapi kami tidak akan menyerah, karena tujuan awal kami adalah untuk melanjutkan apa yang sudah dimulai oleh opung kita terdahulu,” katanya.
Pada kesempatannya, Henni mengaku senang dan berterima kasih kepada pemerintah daerah atas perhatian dan dukungan yang telah diberikan kepada mereka.
“Seperti Perayaan Hari Ulos 17 Oktober lalu, kami diundang dan diberikan bantuan. Tentu hal ini membuat kami semakin semangat untuk berkreasi dan melestarikan ulos,” ujarnya.
Meskipun demikian, Henni mengaku, pihaknya tetap berharap dukungan dari pemerintah dan pihak swasta, agar dapat semakin meningkatkan kemampuan dalam berkreasi dan memasarkan hasil produksi.
“Ke depannya kami berencana untuk membangun rumah produksi. Tentu agar lebih maksimal, kami perlu dukungan dari berbagai pihak,” pungkasnya. (wol/ward/d1)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post