MEDAN, Waspada.co.id – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi meminta para pemangku kepentingan sektor migas di tingkat pemerintah pusat mengevaluasi harga gas bumi tertentu untuk industri di Sumut. Hal ini perlu dilakukan untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sektor industri.
Gubernur menyampaikan hal itu pada gelaran 2nd Northern Sumatera Forum (NSF) di Hotel Adimulia Medan, Kamis (27/10). Hadir di antaranya Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus, dan lainnya.
Menurut Edy, harga gas bumi tertentu di Sumut yang diperuntukkan bagi pengguna yang bergerak di bidang industri tertentu (pupuk, petrokima, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet), masih menjadi faktor penghambat masuknya investasi ke wilayah Sumut, khususnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke di Kabupaten Simalungun.
“(Investor di) KEK Sei Mangke itu setiap kumpul protes. Persoalannya di energi (harga gas bumi). Persoalan yang menjadikan cost yang tak kena (terlalu tinggi) di Sumatera Utara,” kata Edy.
NSF merupakan pertemuan tahunan SKK Migas, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan pemangku kepentingan Wilayah Sumbagut. Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus, menyebutkan kegiatan ini bertujuan menjalin sinergi dan koordinasi guna mewujudkan target produksi satu juta barel minyak mentah per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari.
Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman, mengatakan pengembangan suatu wilayah minyak dan gas bumi tidak akan berhasil tanpa ada dukungan pemerintah daerah maupun rakyat. Menurutnya, bila rakyat tidak diberdayakan melalui stakeholder Pemda maupun pusat, investasi migas akan sulit masuk.
“Kami mengalami beberapa isu. Jadi yang sulitnya izin-izin di daerah. Ketika di pusat sudah dipermudah, ternyata di daerah masih banyak,” katanya.
Fatar berharap Pemda dapat turut membantu untuk mempermudah iklim investasi migas di wilayahnya masing-masing. (wol/aa/d2)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post