MEDAN, Waspada.co.id – Momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 pada Jumat (28/10) menjadi catatan penting bagi Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi. Ada pesan khusus agar organisasi kepemudaan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan serta moment penting.
“Kita punya Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), ada banyak OKP di Sumut ini. Saya ingin mulai sekarang hingga tahun-tahun berikutnya, acara yang berkaitan dengan pemuda maka mereka (pemuda) yang melaksanakan,” ujar Edy pada upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Lapangan Astaka, Jalan Willem Iskandar/Jalan Pancing, Jumat (28/10).
Rangkaian acara mengiringi peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan jumlah peserta ratusan orang di lapangan maupun Pendopo Astaka. Ada penampilan tarian daerah kontemporer, musikalisasi puisi hingga kehadiran kelompok pemusik Lebah Begantong yang membawakan lagu khas Melayu.
Saat membacakan teks pidato Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali dengan tema ‘Bersatu Bangun Bangsa’, Gubsu menyebutkan anak muda perlu memandang keberagaman sebagai anugerah dan merangkainya menjadi kekuatan luar biasa menggapai kejayaan.
“Pemuda bukan hanya menjadi pelaku penting membangun ketangguhan bangsa dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045, tetapi juga menjadi tulang punggung untuk kejayaan bangsa sepanjang masa,” sebut Gubsu.
“Kita patut bersyukur melihat pemuda Indonesia telah menunjukkan banyak capaian prestasi di berbagai bidang yang membanggakan, baik pada level nasional maupun internasional. Hal ini menjadi modal untuk membangun keunggulan Indonesia di masa yang akan datang,” lanjutnya.
Namun, tetap ada kekhawatiran bahwa pemuda Indonesia masih menghadapi ancaman pengangguran dan keterpurukan dalam tindakan destruktif yang tidak menguntungkan. Upaya pengembangan pemuda menjadi kreatif, inovatif, kolaboratif dan mandiri serta berkarakter mulia perlu dikembangkan, agar dapat menghadapi situasi dan mencapai prestasi tinggi.
“Kerja-kerja kolaboratif antar pihak perlu dikembangkan, karena upaya pembangunan pemuda tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri atau parsial. Pembangunan kepemudaan butuh orkestrasi yang sinkron dan harmoni,” pungkasnya. (wol/aa/d2)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post