MEDAN, Waspada.co.id – DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumut mengecam tindakan pengrusakan tanaman petani di Desa Moho dan Desa Raya Timuran Kecamatan Jawa Maraja, Kabupaten Simalungun yang dilakukan oleh oknum yang mengatasnamakan perwakilan dari PTPN IV.
Ketua DPD HKTI Sumut, H Gus Irawan Pasaribu SE Ak MM CA, Didampingi Wakil Ketua/Ketua Pemuda Tani Indonesia Sumut Muhammad Fadly Abdina SP M.Si, Wakil Ketua Rafriandi Nasution SE MT, Sekretaris Muhammad Syah, Wakil Sekretaris M Indra Yusuf SH, mengaku prihatin atas tindakan tersebut.
“HKTI Sumut turut prihatin atas peristiwa perselisihan penguasaan lahan antara PTPN IV dan kelompok tani 147,” ungkapnya, Jumat (28/10).
Dia menilai, tindakan tersebut tak berperasaan, sebab petani tinggal hitungan hari bakal melakukan panen. “Masak gak ada hati, tanaman yang sudah menunggu hitungan hari untuk panen dirusak. Di mana hati nuraninya, petani kan juga mengeluarkan modal untuk menanam. Mulai dari bibit, pupuk hingga pengolahan tanah, masak iya langsung dibabat begitu saja,” kata anggota Komisi XI DPR RI ini.
Disebutkannya juga, kalau peristiwa itu bukan pertama kalinya terjadi. Maka dari itu HKTI dan PTI ingin melakukan pendalaman terkait konflik tersebut. “Persoalan ini mendorong kita untuk melakukan pendalaman terkait peristiwa yang dianggap sangat tidak manusiawi itu ” tegasnya.
HKTI sendiri, sambung politisi Partai Gerindra ini, bersedia menjembatani atau memediasi melalui lembaga Dewan Sengketa Indonesia (DSI) Sumatera Utara dalam persoalan yang terjadi antara PTPN IV dengan kelompok tani 147.
“Kita bersedia membantu pendampingan kepada kelompok tani. Kita juga siapkan advokat untuk membela kepentingan petani. Karena kita yakin, petani yang bercocok tanam di lahan tersebut bukanlah orang yang berkecukupan dalam hal finansial,” terangnya.
HKTI juga, katanya, akan menyiapkan tim investigasi untuk melakukan penyelidikan yang lebih mendalam terkait perselisihan petani dengan korporasi. “Yang perlu diingatkan, bahwa korporasi itu kan hadir perpanjangan tangan negara untuk kesejahteraan rakyatnya. Jadi kehadiran negara sangat diperlukan agar persoalan ini terselesaikan secepat mungkin,” ucapnya.
Dia berharap agar konflik serupa tak lagi terjadi di manapun. Mengingat, petani adalah salah satu tulang punggung perekonomian dan penyokong ketahanan pangan negara. “Peran negara ya harus bisa mensejahterakan warganya, mengentaskan kemiskinan agar tak terjadi ketimpangan antara kaya dan miskin,” pungkasnya.
Belum ada penjelasan terkait hal ini dari manajemen PTPN IV, Waspada Online tengah berupaya mengkonfirmasi pihak PTPN IV, namun belum berhasil. (wol/mrz/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post