SEIRAMPAH, Waspada.co.id – Terkait pemutusan akses jalan alternatif di Dusun IX, Desa Firdaus, Kecamatan Seirampah, pihak PT Socfindo mengaku sering kehilangan buah sawit.
“kebijakan ini dibuat sebenarnya karena meningkatnya pencurian kelapa sawit yang memakai jalan tersebut,” kata Staf Legal PT Socfindo Indonesia Jonni Sitanggang, Kamis (13/10).
Jonni mengatakan, bahwa sebenarnya pihaknya bisa saja tidak memutus jalan alternatif tersebut, jika semua pihak dan masyarakat dapat saling menjaga agar tidak terjadi pencurian kelapa sawit. “Sebenarnya salah satu cara, ya bersama sama lah yang lewat situ untuk mengawasi juga, jangan pula dimanfaatkan sebagai akses pencurian kelapa sawit, walaupun tidak semua yang lewat situ mencuri kelapa sawit,” jelas Jonni.
Pengurus PT Socfindo Kebun Matapao Robert Sagala, Jumat (14/10), mengatakan pemutusan jalan alternatif Desa Sei Rejo menuju Sei Rampah sebelumnya sudah dikoordinasikan pihak perkebunan dengan Camat Sei Rampah, Kepala Desa Sei Rejo dan kepala dusun. “Jadi, pemutusan jalan alternatif itu tidak serta merta dilakukan tanpa koordinasi,” katanya
Menurut orang nomor satu di perkebunan PT Socfindo Kebun Matapao itu, telah dikoordinasi di Kantor Camat Sei Rampah pada hari Selasa (11/10) yang lalu. “Sudah kita sampaikan dua hari yang lalu sama pak Kadus, pak Kades dan camat rencana pemutusan jalan alternatif itu, kan tidak mungkin kita sampaikan door to door kepada warga,” kata Robert.

Robert Sagala menyebutkan, sebagai bentuk kompensasi kepada warga melalui pemerintah, pihak perkebunan sudah menerima permohonan izin perawatan jalan yang disampaikan oleh pemerintah setempat. “Bahkan kami sudah ngasih bantuan pasir untuk perawatan jalan pasar kawat, karena baru itu yang bisa kami bantu,” ujarnya.
Pemutusan jalan alternatif ini, lanjut Robert, karena produksi di wilayah tersebut belakangan ini sangat menurun, akibat banyaknya pencurian di area tersebut dan itu diketahui oleh pemilik perusahaan. “Jadi kami diperintahkan untuk memutus jalan itu oleh pemilik usaha, kalau tidak diperintah, ngapain pula kita nambahin kerjaan,” tutupnya. (wol/rzk/d1)
editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post