MEDAN, Waspada.co.id – Digitalisasi sistem pembayaran dinilai mampu mendorong pemerintah untuk terus memajukan pariwisata di Indonesia sebagai salah satu pendapatan negara.
Komisaris Utama PT Finnet Indonesia, Difi Ahmad Johansyah, menuturkan digitalisasi dapat menciptakan berbagai peluang bisnis salah satu sektor adalah pariwisata. Tentunya, digitalisasi mempermudah pelaku industri pariwisata bahkan wisatawan dalam mengurangi kebiasaan pembayaran secara manual di sejumlah daerah pariwisata.
“Perlu menyadarkan masyarakat bahwa sistem digitalisasi itu penting. Karena melalui digitalisasi, sektor pariwisata bisa menambah pendapatan daerah maupun negara. Seperti saat ini yang sudah muncul Smart City dan Smart Village, ini kan karena pemanfaatan digitalisasi,” tuturnya, Minggu (16/10).
Dan pemanfaatan digital bisa diterapkan dengan membuat tiket terusan untuk tujuan satu tempat wisata. Meski memang kata dia, hal ini masih hanya berlaku di Bali. Dengan menjual konten yang tepat dan pas dengan keinginan wisatawan, hal ini juga memungkinkan dilakukan dengan tujuan Danau Toba yang akan semakin maju.
“Jadi dengan menjual konten yang sesuai dengan keinginan wisatawan, pasti akan bisa mendatangkan pendapatan bagi daerah tersebut,” jelasnya.
Selain kebiasaan bertransaksi secara manual atau tunai, tambah dia, ada juga kendala digitalisasi seperti infrastruktur yang belum bisa dijamin. Misalnya sinyal yang tiba-tiba hilang ketika memasuki daerah tertentu. Tapi hal ini akan bisa teratasi ketika kebutuhan masyarakat akan transaksi digital semakin tinggi.
“Infrastruktur ini juga berasal dari kebutuhan masyarakat. Kalo masyarakat mendorong pasti akan dipenuhi. Harus ada dulu kebutuhan ekonomi disana,” kata Difi.
Disinggung soal ketakutan masyarakat jika bertransaksi digital, Difi membagi tips untuk aman dan terhindar dari penipuan. Jadi saat bertransaksi harus tenang, lalu aktifkan notifikasi dan cek rekening.
Untuk level proteksi digital, jelas Difi, itu dimulai dari e-money yang limit-nya dibatasi Rp2 juta oleh Bank Indonesia (BI). Ini merupakan salah satu proteksi sehingga ketika tercecer tidak akan merasa rugi atau bisa diikhlaskan saja. Sementara untuk QRIS, ada PIN yang menjamin transaksi.
“Jadi selama PIN aman, jangan khawatir bertransaksi dengan dengan QRIS,” tandasnya. (wol/eko/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post