MEDAN, Waspada.co.id – Sepekan ini kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada dasarnya terus mencoba untuk berada di atas level 7.000. Awal pekan menjadi awal yang baik buat IHSG karena selama sesi perdagangan berada di zona hijau.
Selebihnya hingga akhir pekan, IHSG mengalami tekanan meskipun sempat mampu berkonsolidasi dikisaran level 7.000. Pada perdagangan Jumat akhir pekan, setelah sempat tertekan hingga ke level 6.973, IHSG ditutup naik 0.14% di level 7.045,53.
“Pelemahan pada IHSG masih dipicu oleh tekanan yang turut terjadi pada bursa global, seiring dengan masih suramnya prospek ekonomi global ke depan. Dan di akhir pekan ini, IHSG yang sempat melemah seakan terikut arus pelemahan Rupiah,” tutur Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin, Jumat (4/11).
Kinerja mata uang Rupiah mengalami pelemahan selama perdagangan pekan ini. Bahkan tekanan pada mata uang Rupiah cukup signifikan seiring dengan kebijakan menaikkan besaran bunga acuan yang diambil oleh Bank Sentral AS atau The FED.
“Sesuai yang diekspektasikan sebelumnya, kata dia, The FED menaikkan besaran bunga acuan sebanyak 75 basis poin. Rupiah yang sejak awal pekan mengalami pelemahan menjelang keputusan The FED, berlanjut terus melemah hingga penutupan perdagangan akhir pekan ini. Di akhir pekan Rupiah melemah dikisaran harga Rp15.737 per dolar AS pada perdagangan sore bahkan Rupiah sempat diperdagangkan dikisaran Rp15.750 per dolar AS,” jelasnya.
Tekanan hebat yang terjadi pada mata uang rupiah terpaksa berlanjut, seiring dengan kemungkinan bahwa The FED masih akan menaikkan besaran bunga acuannya hingga semester 1 tahun 2023 mendatang.
“Dan hal tersebut bukan pertanda baik buat Pasar domestik, meskipun pada dasarnya bukan hanya Rupiah yang mengalami pelemahan. Karena memang mayoritas mata uang di dunia melemah terhadap dolar AS di tahun ini. Hanya saja kita perlu mengantisipasi dampak dari pelemahan Rupiah tersebut. Seperti terhadap inflasi hingga pembengkakan hutang serta potensi munculnya krisis yang lain,” terangnya.
Terkait dengan potensi resesi yang mungkin tidak terjadi di tanah air, sebaiknya dikesampingkan dahulu. Kita perlu fokus untuk menjaga nilai tukar rupiah dengan titik keseimbangan baru yang ideal.
“Di sisi lain, nasib harga emas juga mengalami pelemahan di pekan ini. Emas sempat turun dikisaran harga $1.620-an per ons troy. Pada perdagangan akhir pekan ini harga emas ditransaksikan dilevel $1.648 per ons troy, atau masih sama harganya di bandingkan akhir pekan sebelumnya yang juga di level $1.648 per ons troy,” jelasnya.
“Namun, kata dia, tetap saja harga emas mengalami kenaikan jika dikoversi dalam rupiah, karena Rupiah melemah. Di mana harga emas saat ini berada dikisaran harga 835 ribu per gramnya dibandingkan dengan pekan lalu dikisaran harga 825 ribu per gramnya,” tandasnya. (wol/eko/d2)
Discussion about this post