MEDAN, Waspada.co.id – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi, meminta Dinas Kehutanan mengambil tindakan serius menangani kebakaran hutan, agar kejadian tersebut tidak terulang terulang di seluruh wilayah Sumut.
Alasannya, pada tahun 2022 terjadi kebakaran hutan di Sumut cukup besar di kawasan Samosir sekitar 560 hektare dengan 46 hotspot. Akibatnya, memberikan dampak buruk yang signifikan kepada lingkungan.
Hal ini ditegaskan Edy saat Rakor Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Pemprov Sumut di Hotel Grand Kanaya, Jalan Darussalam Medan, Selasa (20/12).
“Saya sangat serius tentang masalah ini, kita harus bikin kesepakatan, bila ada kebakaran di areanya copot UPT. Apabila sampai tiga UPT dicopot, kapala dinasnya yang akan ditindak,” tegas Edy.
Gubsu kembali mengatakan, dampak kebakaran hutan berdampak kepada manusia dan juga menghancurkan keragaman hayati.
“Berapa banyak hewan yang mati, serangga, semut, kodok dan lainnya. Tahun 2021 saya ngomel soal kebakaran hutan, tahun 2022 ada lagi 500 hektare hutan terbakar. Bayangkan kerugian yang kita alami,” ujarnya.
Kepala Dinas Kehutanan Sumut Herianto, mengatakan Rakor yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan tim terpadu menghadapi kebakaran hutan dan untuk mengevaluasi kebakaran hutan, serta memperkuat sistem pencegahan, sosialisasi dan edukasi ke stakeholder dan masyarakat.
“Ada 16 UPT KPH kita dan kita akan terus memaksimalkan itu ke depannya, agar tidak terjadi lagi kebakaran hutan di Sumut. Kita akan memperkuat koordinasi dengan semua stakeholder untuk mencegah kebakaran hutan,” kata Herianto. (wol/man/d2)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post