MEDAN, Waspada.co.id – Tim PKM Universitas Dharmawangsa (Undhar) bekerjasama dengan kelompok usaha perikanan Bima Kencana Desa Lubuk Saban sebagai mitra melakukan budidaya maggot.
Berdasarkan hasil observasi ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi mitra, seperti hasil produksi mitra masih tergolong rendah, disebabkan jenis ikan yang terbatas. Kesulitan dalam menyediakan pakan alternatif yang berkualitas dengan harga terjangkau, serta sarana dan prasarana yang belum memadai.
Manajemen penjualan juga belum dikelola dengan baik yang disebabkan karena pengetahuan mitra tentang manajemen penjualan masih terbatas. Mitra juga belum memiliki akun market place digital, karena mitra belum memahami pentingnya akun penjualan online.
Dalam hal ini, Tim PKM Undhar beranggotakan dosen dan mahasiswa yakni Dwi Tika Afriani SPd MSi (0102048801), Dr Emmy Safitri SPi MSi (0027088104), Al Firah MSi (0124118601), J. Prayoga SKom M.Kom (0110069002), Syahidul Ikhsan (20311909) dan Gilang Wisnu Hadi (20311002).
Ketua PKM, Dwi Tika Afriani SPd MSi menjelaskan bahwa pihaknya memberikan penawaran beberapa solusi permasalahan yang dialami Tim Bima Kencana, yaitu penguatan motivasi, pengetahuan, dan keterampilan dalam budidaya maggot, serta patin, dan manajemen pemasaran.
“Pengadaan sarana dan prasarana penunjang produksi: biopond dan jaring budidaya maggot dan lalat BSF, telur dan pupa BSF sebagai starter budidaya, dan bibit patin. Jasa pendampingan dan pembuatan akun penjualan online,” terangnya.
Lanjut Al Firah MSi metode yang dilakukan dalam kegiatan ini, yaitu metode pendekatan partisipatif. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan koordinasi yang melibatkan Tim PKMS dengan mitra dan juga perangkat desa.
Lalu, metode Pendekatan Konseptual.
Dikatakan, tujuan dari penggunaan metode ini adalah meningkatkan kualitas SDM mitra agar dapat mengembangkan usahanya serta menjadi kreatif dan inovatif dengan memiliki SDM yang berkualitas. Pendekatan Teori dan Praktik.
“Kegiatan ini dilakukan melalui pelatihan dan praktek langsung pembuatan kendang maggot, membuat media maggot, dan teknik budidaya maggot,” jelasnya.
Metode Pendekatan Reflektif, kata Al Fira, metode ini dilakukan melalui evaluasi kegiatan dilakukan secara berkala dan juga secara insidental serta berkelanjutan.

Dr. Emmy Safitri, SPi MSi pun menambahkan peningkatan pengetahuan mitra tentang budidaya maggot meningkat sebesar 42,1%, budidaya ikan patin meningkat sebesar 25%, manajemen pemasaran meningkat sebesar 28,57%. Keterampilan mitra tentang budidaya maggot meningkat 76%, budidaya patin meninggat 69%, dan manajemen pemasaran meningkat 78%.
“Peningkatan sarana budidaya meliputi tersedianya kit budidaya maggot yaitu berupa biopond, jaring lalat, telur dan pupa maggot, juga bibit patin,” tegasnya lagi.
Diakui, mitra saat ini sudah memiliki akun sosial media seperti Instagram untuk penjualan secara online. Kegiatan pengabdian ini memberikan dampak positif bagi peningkatan pengetahuan.
“Keterampilan mitra dalam budidaya maggot dan patin sebagai usaha dalam meningkatkan diversifikasi produk, dan memperluas jaringan pemasaran mitra sehingga kedepannya akan meningkatkan pendapatan mitra,” tambah J. Prayoga, S.Kom, M.Kom. (wol/ari/d1)
Discussion about this post