MEDAN, Waspada.co.id – Konven Pendeta dan Persidangan Sinode Tahunan (PST) Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) 2023 yang segera digelar di Kota Medan membawa isu pengurangan emisi karbon.
Perhelatan tahunan itu direncanakan bakal digelar pada 21-26 Februari 2023 di Gedung Alfa Omega GPIB Immanuel Medan, Jalan Diponegoro.
Ketua Umum Panitia Pelaksana PST dan Konven Pendeta GPIB 2023, Pdt Johny Alexander Lontoh, mengatakan tantangan terbesar penyelenggaraan perhelatan itu adalah upaya GPIB mewujudkan misi secara nyata.
“Menjadi gereja yang membangun keutuhan ciptaan yang terwujud melalui perhatian terhadap lingkungan hidup, semangat keesaan serta semangat persatuan dan kesatuan warga gereja sebagai warga masyarakat,” katanya, Jumat (3/2).
Pelaksanaan PST dan Konven Pendeta GPIB 2023, Johny mengungkapkan akan menjadi kegiatan PST dan Konven Pendeta pertama yang semua materi dan rekaman keputusan disajikan secara digital.
“Tanpa mengurangi pentingnya menyatakan semua misi GPIB, namun mewujudkan pelaksanaan PST dan Konven Pendeta GPIB 2023 dengan semangat rendah kertas (paperless), merupakan hal yang luar biasa berat,” ungkapnya.
“Tentu tidak mudah memaksa semua peserta untuk dapat secara optimal mengikuti persidangan dengan menggunakan materi digital. Tetapi suka atau tidak suka, kita harus membiasakan budaya rendah kertas menjadi budaya GPIB,” ujar Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel Medan tersebut.
Di sisi lain, Johny menambahkan budaya ini juga akan semakin memperkuat sikap GPIB dalam komitmennya memperhatikan dan menjaga lingkungan hidup. Dengan gerakan ini, GPIB menunjukkan mendukung pengurangan emisi karbon.
“Bila dikonversi, dengan asumsi jumlah peserta 1200 orang dan potensi penggunaan kertas hingga 500 lembar per orang. Inisiatif paperless dalam pelaksanaan PST dan Konven Pendeta GPIB 2023 setidaknya akan mengurangi emisi karbon seberat 2.928 kg dengan asumsi 0,004kg/lembar kertas dan faktor emisi equivalen 1,22 kg CO2/kg kertas. Untuk menyerap karbon sejumlah ini dalam satu hari diperlukan lebih dari 6 hektar kebun sawit,” pungkasnya. (wol/lvz/d2)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post