MEDAN, Waspada.co.id – Operasi pasar atau pun pasar murah yang rutin digelar pemerintah daerah setiap hari besar keagamaan nasional terutama Ramadan atau pun saat terjadi kenaikan harga tidak terlalu memberi dampak yang besar terhadap harga pangan secara keseluruhan.
Demikian Hal Ini disampaikan Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatera Utara, Doddy Zulverdi, Rabu (22/3).
“Ini dikarenakan jumlah bahan pokok yang disediakan tidak sebanding dengan jumlah bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat,” ungkapnya.
Operasi pasar atau pun pasar murah tidak untuk menggantikan atau menutupi sebagian besar dari kebutuhan masyarakat. Tetapi lebih bertujuan untuk memberikan sinyal, baik sinyal harga mau pun sinyal ketersediaan pasokan.
“Dan juga sinyal perhatian dari pemerintah kepada masyarakat supaya masyarakat tidak langsung menerima harga yang disodorkan pedagang karena memiliki alternatif. Dan sinyal ke pedagang supaya mereka tau sebenarnya harganya gak segitu loh, karena ternyata pelaksana operasi pasar atau pun pasar murah bisa mendapatkan harga yang lebih murah,” jelasnya.
Dengan kecilnya dampak pasar murah terhadap pembentukan harga, maka pelaksanaannya menurut Doddy sering kali dirangkaikan dengan implementasi kebijakan lain.
“Terutama yang menyangkut kerja sama antar daerah (KAD). Karena itu kan periode jangka pendek. Operasi pasar atau pun pasar murah ini kan lebih untuk pendekatan jangka pendek,” ungkapnya.
“Dan untuk mengendalikan inflasi pangan di Sumut terutama jelang Ramadhan, sejumlah strategi sudah dipersiapkan, di antaranya lewat pelaksanaan pasar murah. Tercatat ada 12 kabupaten/kota di Sumut yang menggelar, di mana lokasi terbanyak ada di Kota Medan yang tercatat di 151 titik,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Discussion about this post