MEDAN, Waspada.co.id – Moment bulan puasa (Ramadhan) kerap dimanfaatkan masyarakat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Salah satu kebaikan yang dikejar dengan memberi sedekah kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan harapan, amal kebaikan dicatat oleh malaikat dan menjadi pemberat ketika hari penghisaban tiba.
Akan tetapi, kebaikan seperti ini kerap pula dimanfaatkan para gelandangan dan pengemis (gepeng), manusia silver dan lain-lain yang notabenenya mengharapkan belas kasihan seseorang.
Kondisi inilah yang membuat Pemko Medan dalam hal ini Satpol PP Kota Medan menjadi bingung. Pasalnya, setiap para gepeng dan manusia silver ditertibkan, selalu kembali lagi ke jalanan untuk mengemis.
“Bingung juga kita, pagi-pagi anggota yang dilapangan laporan sudah ada gepeng dan manusia silver mangkal di persimpangan jalan. Entah siapa oknum yang ngedrop mereka di persimpangan jalan itu. Inilah kita cari tahu dulu,” ungkap Kasatpol PP Kota Medan Rakhmat Adi Saputra Harahap kepada Waspada Online, Rabu (29/3).
Dikatakan Rakhmat, pihaknya selalu melakukan patroli rutin di titik-titik lokasi yang dianggap sebagai penyebaran gepeng dan manusia silver. Jika terjaring, langsung diserahkan ke Dinas Sosial Kota Medan untuk dilakukan langkah berikutnya.
“Setelah itu, Dinas Sosial akan lakukan pembinaan. Nah yang jadi permasalahan, ketika kita meminta pihak keluarga untuk menandatangani berita acara pembinaan, mereka gak mau tanda tangan. Akhirnya, buntu kerja keras kita menertibkan mereka. Mereka kembali lagi ke jalanan dan mengganggu kenyamanan warga Kota Medan,” ujarnya.
“Gak sedikit juga dari mereka itu meminta sedekah dengan cara memaksa orang yang lagi di hadapan mereka,” lanjutnya.
Rakhmat tak menampik kalau para gepeng dan manusia silver itu bukan warga asli Kota Medan. Sebab ketika didata, rata-rata mereka yang terjaring itu mengaku tinggal di luar Kota Medan.
“Itu dilemanya kita di Pemko Medan ini. Karena rata-rata mereka bukan warga Kota Medan. Kalau kita tampung, anggaran kita untuk itu gak ada. Makanya kami berkoordinasi terus dengan pihak kepolisian, Dinsos Medan dan pemerintah daerah sekitar Kota Medan. Tapi kami lagi coba cari tahu, siapa otak dibalik maraknya gepeng dan manusia silver ini. Gak mungkin mereka bekerja sendiri, pasti ada yang mengkoordinir,” pungkasnya.(wol/mrz/d2)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post