KUTACANE, Waspada.co.id – Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, Dirjen Tanaman Pangan RI, Tuminem SP MP, menyebut akan menyuplai bantuan full paket, berupa bibit, pupuk dan pestisida kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kabupaten Aceh Tenggara.
Hal tersebut, disampaikan pada akhir kegiatan Bimbingan Teknis Tanaman Pangan di Desa Kuning Abadi, Kecamatan Darul Hasanah, Aceh Tenggara, Minggu (19/3).
Seperti diketahui, kegiatan bimtek tanaman pangan yang dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut itu, diprakarsai oleh anggota DPR RI, HM. Salim Fakhri, bentuk kepedulian pemerintah melalui pokok pikir anggota dewan tersebut.
Bimtek itu, menghadirkan pemateri tenaga ahli di bidang tanaman pangan. Tujuannya, hanya untuk meningkatkan inovatif Kelompok Wanita Tani di Kabupaten Aceh Tenggara.
“Areal lahan kering pertanian di Aceh Tenggara dominan berpenghasilan komoditi jagung, sehingga peserta bimtek dibekali ilmu tanam sistem tumpang sari,” sebut Tuminem.
Menurut Tuminem, sistem tanam tumpang sari jenis komoditi jagung dengan kacang kedelai sangat cocok untuk dikembangkan. Dia menyakini sistem tanam tumpang sari itu akan dapat meningkatkan ketahanan pangan di kabupaten tersebut.
Dijelaskannya, kebutuhan ketahanan pangan di Indonesia masih tergantung dari barang Importir. “Hampir mencapai 80 persen ketahanan pangan nasional tergantung pada hasil pertanian luar negeri,” sebutnya.
Dia berharap, sistem tanam tumpang sari di Aceh Tenggara, nantinya, bisa memberikan solusi untuk ketahanan pangan, bahkan jika bisa, dapat memperkecil angka barang Importir.
Sehingga dia memberikan saran kepada pemerintah setempat agar mengusulkan bantuan full paket dari lembaga negara tersebut, pungkasnya.
Sementara, Ketua Kelompok Wanita Tani, Sumiati, salah satu peserta bimtek tersebut, menyebutkan bimtek tanaman pangan itu, sangat bermanfaat bagi petani wanita, selain mendapatkan ilmu bercocok tanam, bahkan mendapatkan honor dari kegiatan tersebut.
Dikatakannya, kegiatan bimtek yang mempelajari sistem tanam tumpang sari itu, dapat membekali petani wanita pada musim tanam berikutnya. “Selain dibekali dengan ilmu bercocok tanam, kegiatan ini, pesertanya mendapatkan honor dari panitia penyelenggara,” sebutnya. (wol/sur/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post