JAKARTA, Waspada.co.id – Perempuan adalah tulang punggung Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia dengan komposisi hampir setengah populasi dari seluruh UKM di negara ini. Bagi banyak UKM di Indonesia, WhatsApp adalah bisnis mereka -situs web, etalase, dan mata pencahariannya.
Menjelang Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret, berikut lima UKM pimpinan perempuan inspiratif dari seluruh Indonesia yang menggunakan WhatsApp untuk berjualan di seluruh negeri dan mengekspor produk Indonesia ke luar negeri.
1. HaluanBali: Busana ramah lingkungan yang mengintegrasikan teknologi terkini

Di usia 34 tahun, Defria Kirana berhenti dari pekerjaannya di bank untuk memulai merek fesyen sustainable di Bali menggunakan teknologi untuk menceritakan kepada pelanggannya kisah di balik setiap produk.
Dimulai tahun 2019, HaluanBali hanya menggunakan bahan ramah lingkungan yang dipadukan dengan digital printing. Yang benar-benar membedakan mereka adalah semua produknya dapat di-scan menggunakan handphone dan mengarahkan ke video atau gambar 3D.
Pada tahun 2020, usaha inovatifnya terpilih sebagai salah satu UKM terbaik oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Selain pengusaha kreatif dan sukses, Defria menggunakan bisnisnya untuk memberdayakan perempuan lain. Semua karyawan Haluan Bali -mulai dari pekerja hingga staf kantor, penjahit hingga vendor untuk proses digital printing- semuanya perempuan.
Dalam kurun waktu empat tahun, HaluanBali mulai menjual produknya ke berbagai daerah di Indonesia dan kini mengekspor ke Jepang, Korea, Australia, Arab, dan Jerman. Defria memanfaatkan WhatsApp untuk memudahkan berkomunikasi dengan pelanggan.
“Di WhatsApp Business, saya hanya perlu memasukkan semua produk saya ke dalam katalog, tanpa harus mengirimkan gambar produk satu per satu ke pelanggan. Penjualan terbesar Haluan Bali juga melalui platform ini,” kata Defria.
2. Manika Jewellery: Dibuat di Bali, dijual secara internasional

Pada tahun 2015, ketika pembuat perhiasan yang berbasis di Bali Irene Setiawati mengambil alih bisnis ayahnya, dia tahu perlu menemukan cara baru untuk terhubung dengan pelanggan. Manika Jewellery dimulai pada tahun 1989 merupakan usaha perhiasan berbahan kuningan.
Bisnis terbilang unik karena mengombinasikan batu alam lokal Indonesia (batu kristal dan batu pyrite). Irene mengatakan tidak memoles batu menunjukkan karakter aslinya.
“Saya memanfaatkan WhatsApp Business untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Yang paling membantu adalah aplikasi ini memungkinkan bisnis membuat balasan otomatis khusus yang mempercepat percakapan dan transaksi,” kata Irene.
Merek pemenang Inacraft Award 2022 ini mengekspor perhiasannya ke Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Jepang. Irene juga menjalankan Manika sebagai bisnis inklusif yang memberikan peluang bagi penyandang disabilitas.
3. Teri Bajak: Aneka olahan ikan teri dari Medan

Penggemar makanan di Indonesia sangat menyukai ikan teri. Tapi Windi Septia, pengusaha berusia 32 tahun berbasis di Medan juga memberi rasa pada orang Malaysia. Bersama Teri Bajak, Windi berinovasi dengan bahan sederhana, mengolah ikan teri medan menjadi sambal ikan teri, makanan ringan hingga ikan teri mentah.
“Saya menggagas bisnis pada tahun 2013, dengan memulai berjualan online di WhatsApp Business, berkomunikasi, dan mengkoordinasikan pesanan dengan pelanggan di dalamnya. Seiring waktu, ini turut membantu meningkatkan penjualan kami,” kata Windi.
Teri Bajak sekarang ekspor ke Malaysia dan telah memenangkan juara I untuk Kata Kreatif di Kota Medan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI pada tahun 2021.
4. Rempah Karsa: Minuman tradisional Indonesia yang ekspor ke Australia

Puji F Susanti adalah entrepreneur berusia 35 tahun yang bertalenta, seorang public speaker dan Master Jamu bersertifikat. Puji memulai bisnis Rempah Karsa yang berbasis di Jakarta pada tahun 2018 dengan memproduksi minuman tradisional yang terbuat dari rempah-rempah asli Indonesia.
Puji membuat beberapa varian tisane (campuran rempah kering yang dapat diseduh layaknya teh), sirup rempah (sirup yang berasal dari campuran rempah-rempah), Bregas (one shot imun), dan jamu segar.
Rempah Karsa menggunakan 100% bahan alami, tanpa tambahan perasa, pewarna atau pengawet, dan bersumber dari petani di Jawa Barat dan Papua. Puji telah mewakili bisnisnya di Expo Dubai 2021 dan saat ini sedang menjajaki ekspor ke Australia dan Eropa Timur.
“WhatsApp Business membantu saya berkomunikasi dengan pelanggan secara lebih teratur dan mudah untuk memberikan informasi tentang produk dan promosi kami,” ujar Puji.
5. Rifera: Mengubah limbah kayu menjadi aksesori yang memukau

Natalia, pengusaha berusia 38 tahun dari Palembang, menjalankan bisnis aksesoris inovatif yang mengedepankan sustainability.
Rifera mendaur ulang limbah kayu dan menggabungkannya dengan kain tenun lokal menjadi tas dan sepatu. Natalia baru mendirikan Rifera pada 2019, tetapi sudah mengekspor ke Malaysia, Vietnam, Singapura, Hong Kong, Paris, dan Amerika Serikat.
“Melalui pelatihan untuk UKM dengan WhatsApp dan ukmindonesia.id, saya memperoleh pengetahuan dan hubungan bisnis yang berharga serta membuat produk kami turut serta dalam berbagai pameran. Ini membantu Rifera tumbuh dan sukses,” kata Natalia.
Tahun 2022, Rifera meraih Penghargaan Siddhakarya Sumatera Selatan. Sebelumnya, Rifera menjadi runner-up UKM Inovatif Sumsel tahun 2021. (wol/rls/d2)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post