MEDAN, Waspada.co.id – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi mendukung pelaksanan Pemilu 2024 dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka. Menurut Edy, sistem terbuka ini sangat baik untuk Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Edy karena masih adanya pro kontra di jajaran elit politik pusat antara sistem terbuka atau tertutup pada pelaksanan Pemilu 2024. Penetapan sistem ini juga sedang dalam proses sidang di Mahkamah Konstitusi (MK).
“Dari dulu, mulai reformasi adalah dilaksanakan terbuka, terbuka ini yang terbaik untuk Indonesia, tetapi di eropa bukan yang terbaik,” kata Edy, saat diwawancarai di Rumah Dinas, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Rabu (31/5).
Edy menjelaskan, dampak negatif dari sistem proporsional tertutup ini adalah kewenangan berada ditangan partai politik. Tapi kalau untuk proporsional terbuka, rakyat yang menentukan siapa pemimpinnya.
“Apasih tertutup, berarti wewenang full oleh partai, semua ditentukan oleh partai, calon-calon dan sebagainya. Kalau terbuka, itu manusianya yang dipilih oleh rakyat, one men one vote,” ungkap mantan Pangkostrad ini.
Dengan begitu, Edy menilai, dengan perkambang sistem demokrasi yang dianut Indonesia sejak reformasi. Sistem pemilu proporsional terbuka masih sangat perlu dilakukan di Indonesia.
“Mana yang terbaik, saya meliat Indonesia masih perlu yang terbuka. jadi yang tertutup ini belum pas dia, bisa jadi nanti perlu suatu saat,” pungkasnya.
Sebelumnya, ratusan masyarakat yang tergabung dalamn Aliansi Masyarakat Sumatera Utara Untuk Perubahan mendesak Mahkamah Konstitusi (MK) segera memutuskan pelaksanan siseem pemilu dengan proporsional terbuka.
Hal tersebut disampaikan puluhan masa aksi saat berunjuk rasa, di Kantor Gubernur Sumut dan Kantor DPRD Sumut, Rabu (31/5). Mereka juga menegaskan, bahwa masyarakat menolak adanya politisasi birokrasi dan aparat negara dalam Pemilu 2024.
“Kami disini juga mendesak MK atau pemangku kebijakan di pusat segara menentukan sikap, ini pemilu terbuka atau tertutup. Apabila tertutup ada apa dengan tertutup, karna ini jelas demokrasi kita mundur kalau tertutup,” kata Koordinator aksi, Roni Alhadi. (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post