MEDAN, Waspada.co.id – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Sumatera Utara (Sumut) bakal mengurangi dari hulu ke hilir permasalahan menyebabkan harga beras meroket di pasaran.
Berdasarkan data dihimpun Disperindag ESDM, bahwa harga beras medium Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram. Sedangkan, beras premium sudah di atas Rp15 ribu per kilogram.
Kepala Disperindag ESDM Sumut, Mulyadi Simatupang, mengungkapkan pihaknya pekan ini akan mendatangi sejumlah kilang beras di Sumut, untuk melihat produksi gabah menjadi beras.
Mulyadi mengharapkan ada sinkronisasi antara produksi beras dengan pasokan dan stok di Pasar-pasar Tradisional. Dengan itu, akan diketahui persis penyebab atau pemicu harga pangan beras naik di tengah masyarakat.
“Kita akan mendatangi kilang-kilang, karena ada beberapa data harus kita sinkronkan dari produksi beras ini. Dari data pertanian kata surplus. Mungkin saja, yang dilaporkan produksi gabah padi, masuk ke kilang menyusut jadi beras,” ucap Mulyadi kepada wartawan, di Medan, Senin (2/10).
Mulyadi menjelaskan berdasarkan pemantauan dari pihak Disperindag ESDM Sumut, ke Pasar-pasar Tradisional di Kota Medan, pedagang mengeluhkan dan bilang susah dapat beras lokal. Sedangkan, hasil produksi padi di Sumut surplus.
“Nah dimana salahnya?, Ini kita mau mengurai dari hulu dan hilir, lebih enak cari solusi, tetap kita jalankan solusi saat ini. Mungkin persepsi, yang dilaporkan gabah misalnya 1 ton, ke kilang menyusut,” jelasnya.
Mulyadi mengatakan, untuk melakukan intervensi harga beras yang mahal saat ini, pihaknya menggelar Pasar Murah di Kantor Disperindag ESDM Sumut, setiap hari Jumat dan Sabtu. Termasuk, menyampaikan surat imbauan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan hal yang sama di masing-masing wilayahnya.
“Kita bersama Bulog disejumlah Kabupaten/Kota memfasilitasi menggelar Pasar Murah. Tanpa bantuan Bulog kita akan susah. Buat surat edaran untuk Pasar Murah, kita melakukan sidak,” ucapnya.
“Pemerintah Kabupaten/Kota seperti di Medan, sudah melakukan Pasar Murah. Seperti di Pasar Sukaramai ada Pasar Murah, pedagang beras jual mahal, tidak ada yang membeli. Jadi, orang beli beras Bulog,” sambungnya.
Dengan menggelar Pasar Murah ini, Mulyadi mengungkapkan pihaknya juga menyiapkan langkah-langkah dalam menstabilkan harga beras ini, kembali. Jangan sampai harga beras mahal ini, memicu inflasi di Sumut ikut meroket.
“Fungsi Disperindag ini, bagaimana menstabilkan harga kebutuhan pokok ini. Turun kali jangan, naik kali jangan. Karena, akan berdampak dengan inflasi. Harga pasar, tidak bisa intervensi dengan regulasi. Tapi, tindakan kita lakukan kordinasikan dengan Kabupaten/Kota,” pungkasnya. (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post