BINJAI, Waspada.co.id – Bullying atau perundungan di tingkat pendidikan disebutkan sudah sampai pada titik mengkhawatirkan jika tidak dicegah. Menindak lanjuti hal tersebut, Dinas Pendidikan Kota Binjai melalui Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) tingkat SMP Negeri menggelar workshop pencegahan bullying melalui tri pusat pendidikan.
Kegiatan ini berlangsung di salah satu kafe di Kecamatan Binjai Utara, Kamis (15/8). Dalam kegiatan itu, hadir sebagai peserta Kepala SMP Negeri se-Kota Binjai, guru, perwakilan pelajar serta orang tua. Dengan menghadirkan narasumber dari Polres, kejaksaan, praktisi hukum dan akademisi.
Pada kesempatan itu, Kadisdik Kota Binjai Edy Mulya Matondang, mengakui bahwa bullying sudah sangat mengkhawatirkan. Karena itu, Kementerian Pendidikan mengeluarkan peraturan tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan.
Atas dasar itu, lanjutnya, Disdik melalui MKKS menggelar kegiatan ini agar perundungan di tingkat satuan pendidikan dapat dicegah, dengan harapan perundungan dapat menurun.
Terkait tri pusat pendidikan, lanjut Edy, dalam hal ini melibatkan peran sekolah, pelajar sebagai objek, komite sekolah, dan didukung oleh praktisi hukum, maupun akademisi. “Kita juga sudah bentuk Satgas untuk menangani persoalan ini. Penanganan juga bisa lanjut dengan melibatkan dinas terkait,” urainya.
Untuk saat ini, sambung Edy, pemerintah sedang fokus pada kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. “Bully itu kan luas, bisa tindakan verbal, non verbal, norma sosial seperti pandangan perempuan lebih rendah dari laki-laki, dan pelecehan akibat kurangnya pendidikan seks,” paparnya.
“Saat ini kekerasan akibat narkoba juga cukup tinggi. Pelaku begal ternyata banyak dilakukan pelajar tingkat SMP dan SMA. Ini perlu perhatian kita semua, peran orang tua sangat panting. Karena itu, kita buat gerakan orang tua pantau anak ketika berada di luar rumah saat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam,” tambahnya.
Workshop yang digelar juga melebar ke pembahasan pemberian alat kontrasepsi kepada pelajar. Guru dan sejumlah orang tua antusias mempertanyakan persoalan yang sedang menjadi perbincangan hangat tersebut.
Menjawab hal itu, Kadisdik Binjai menegaskan bahwa peraturan tersebut masih menjadi pembahasan di DPR. “Kalau kita bilang jadi kontroversial, ya memang benar. Persoalannya, aturan itu masih dibahas dan kita tunggu saja seperti apa hasilnya,” terang Edy.
Diskusi seputar bullying dan hal-hal lain terkait dunia pendidikan terus mengalir. Peserta juga sangat antusias dengan melontarkan berbagai pertanyaan kepada narasumber.
Selain itu, dalam kegiatan ini juga dibentuk pelajar sebagai duta bullying. Nantinya, pelajar dimaksud diharapkan dapat menjadi pelopor cegah bullying di sekolahnya masing-masing. (wol/ism/d2)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post