JAKARTA, Waspada.co.id – Dokter spesialis saraf lulusan Universitas Sam Ratulangi, dr Jeffry Foraldy Haryanto. menjelaskan sakit kepala dengan pusing merupakan hal mirip namun tidak sama.
“Kadang sebenarnya dia itu pusing tapi ternyata sakit kepala. Ada yang sakit kepala tapi ternyata dia pusing. Jadi dua hal ini sebenarnya mirip tapi tidak sama. Kalau untuk sakit kepala dengan pusing itu yang perlu kita bedakan sensasinya,” katanya, kemarin.
Dokter yang praktek di Rumah Sakit Hermina Bitung itu mengungkapkan pusing memiliki sensasi yang lebih ke perasaan, seperti merasakan berputar, sensasi tidak seimbang atau bergoyang. Sementara sakit kepala memiliki sensasi bermacam-macam tapi umumnya nyeri seperti berdenyut, ditekan, teremas, terikat atau ditusuk-tusuk.
“Ada beberapa kondisi itu sakit kepala juga bisa disertai dengan pusing, mual, muntah. Jadi bisa saja beberapa gejala itu menjadi satu,” ungkapnya secara umum sakit kepala terbagi menjadi dua, yaitu sakit kepala primer dan sekunder.
Ia menjelaskan, sakit kepala primer tidak disebabkan oleh penyakit lain, sementara sakit kepala sekunder bisa disebabkan oleh penyakit lain. “Kalau yang sakit kepala primer ini, hampir sebagian besar tuh sakit kepala itu tidak berbahaya tidak mengancam jiwa. Nah yang sekunder ini yang berbahaya,” jelasnya.
Jeffry menuturkan, sakit kepala primer memiliki tiga macam tipenya, yaitu sakit kepala tipe tegang atau tension, migrain atau sakit kepala sebelah dan tipe yang cukup jarang, yaitu sakit kepala klaster.
Sementara sakit kepala sekunder bisa disebabkan oleh penyakit lain dengan kondisi, di antaranya seperti rongga mulut, gigi, tenggorokan, radang, infeksi telinga, daerah hidung seperti sinusitis, mata dengan glukoma. “Tapi kalau di dalam otak itu yang penyebabnya berbahaya. Bisa kayak tumor otak, pendarahan otak, stroke, penyumbatan atau ada infeksi seperti meningitis,” pungkasnya. (wol/lvz/republika/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post