Waspada.co.id – Sedot lemak atau liposuction adalah prosedur kosmetik yang kian populer untuk menghilangkan lemak berlebih di tubuh. Namun, seperti prosedur medis lainnya, sedot lemak tidak lepas dari risiko serius, termasuk kematian.
Kasus terbaru selebgram Ella Nanda Sari yang meninggal dunia setelah menjalani sedot lemak di sebuah klinik kecantikan di Depok, Jawa Barat, menjadi contoh tragis dari bahaya prosedur ini.
Ella Nanda Sari, selebgram berusia 24 tahun asal Medan, Sumatera Utara, datang ke klinik kecantikan WSJ Klinik di Depok untuk menjalani sedot lemak.
Berdasarkan keterangan dari Rikardo Siahaan, pengacara WSJ Klinik, Ella datang sendiri dan menjalani proses administrasi sebelum memasuki ruang tindakan.
Prosedur sedot lemak pada lengan pertama berjalan lancar tanpa masalah. Ella bahkan sempat mengabadikan hasilnya dengan kamera ponselnya. Namun, masalah mulai muncul saat dokter melanjutkan prosedur pada lengan kedua.
Ella sempat mengigau, sehingga dokter menghentikan tindakan dan memberikan infus. Dokter kemudian menemukan adanya pembuluh darah yang pecah.
Ella segera dilarikan ke RS Bunda di Depok, namun sayang nyawanya tidak tertolong setibanya di rumah sakit.
Rikardo menjelaskan bahwa WSJ Klinik telah melakukan pengecekan laboratorium sebelum prosedur untuk memastikan kondisi kesehatan Ella.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Ella dalam kondisi baik dan siap menjalani sedot lemak.
“Dalam proses sedot lemak, jika klinik kecantikan tidak dilengkapi pengecekan laboratorium, pasien akan diminta melakukan pengecekan di laboratorium rumah sakit mana pun, agar dokter klinik kecantikan mengetahui kondisi pasien saat akan dilakukan tindakan,” ujar Rikardo dalam pernyataannya, Senin (29/7).
“Setelah jalani rangkaian pemeriksaan termasuk tensi darah yang hasil pemeriksaannya normal, korban langsung melakukan tindakan,” imbuhnya.
Namun, muncul informasi bahwa Ella tidak jujur mengenai kondisi kesehatannya. Ia mengaku sudah istirahat dua hari sebelum tindakan, padahal baru saja tiba dari Medan.
“Dokter klinik langsung bertindak cepat, hingga akhirnya saat dalam perjalanan, dokter baru mengetahui kalau korban menjawab tidak jujur, lantaran saat ditanya sudah istirahat, korban menjawab dua hari sudah istirahat, namun saat ditanya oleh sopir yang mengantar, korban dijemput di bandara, saat itu korban baru tiba dari Medan,” jelasnya.
Pihak WSJ Klinik telah mengurus pemulangan jenazah Ella ke Medan dan melakukan mediasi dengan keluarga korban. Keluarga korban dan klinik telah mencapai kesepakatan damai.
“Dengan mediasi ini akhirnya keluarga korban dan juga pihak klinik kecantikan sepakat berdamai,” pungkasnya.
Lantas, seperti apa efek samping dan risiko dalam melakukan proses sedot lemak?
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sedot lemak adalah prosedur pembedahan yang menggunakan teknik penyedotan untuk menghilangkan lemak dari area tubuh tertentu seperti perut, pinggul, paha, bokong, lengan, atau leher.
Dikenal juga dengan liposuction, prosedur sedot lemak berfungsi untuk membentuk postur tubuh menjadi lebih ideal dan lebih baik.
Untuk menentukan apakah seseorang bisa menjalani sedot lemak, beberapa faktor harus dipertimbangkan, yaitu:
- Berat badan ideal atau berlebih, namun belum tergolong obesitas
- Memiliki kulit kencang dan elastis
- Lemak sulit dihilangkan meski sudah berolahraga
- Tidak memiliki gangguan pembekuan darah
- Tidak memiliki kebiasaan merokok
- Tidak memiliki penyakit sistemik seperti penyakit jantung, diabetes, atau gangguan imunitas
Selama prosedur ini dilakukan oleh dokter bedah yang kompeten dan menggunakan peralatan medis yang memadai, sedot lemak relatif aman. Namun, komplikasi dan efek samping tetap dapat terjadi.
Efek Samping dan Risiko Sedot Lemak
Sedot lemak memiliki beberapa efek samping dan risiko yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Kulit Tidak Merata
Bahaya atau efek samping dari liposuction yang pertama yakni kulit tidak merata pasca-pembedahan. Kulit tidak rata atau tampak bergelombang diakibatkan prosedur sedot lemak yang tidak merata. Elastisitas kulit juga semakin buruk dan membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama
2. Pendarahan
Efek samping berupa infeksi atau pendarahan dapat terjadi saat prosedur sedot lemak, hal ini terjadi akibat aliran darah tersumbat oleh potongan-potongan lemak.
Potongan lemak ini selain menyumbat pembuluh darah, dapat juga menyumbat organ lainnya, misalnya paru-paru. Kondisi ini dikenal dengan emboli paru, sangat berbahaya karena dapat mengancam jiwa.
3. Alergi obat bius
Saat prosedur sedot lemak dilakukan, diperlukan obat bius untuk membuat pasien tidak merasakan rasa nyeri akibat pembedahan.
Alergi terhadap obat bius dapat menimbulkan reaksi alergi, di mana reaksi ini dapat mengenai seluruh organ tubuh dan berakibat fatal.
4. Kontur Tubuh Tidak Rata
Hasil dari sedot lemak bisa membuat kontur tubuh tampak tidak rata atau asimetris.
5. Infeksi
Prosedur sedot lemak memang bisa membuat tubuh menjadi lebih ideal, namun metode ini bukanlah satu-satunya cara utama untuk menurunkan berat badan.
Utamakan pola hidup sehat seperti olahraga rutin, cukup istirahat, konsumsi makanan rendah lemak dan kalori. (wol/kompastv/ryp/d2)
Discussion about this post