MEDAN, Waspada.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menggelar Sosialisasi Indikator Makro Sumatera Utara Semester I 2024,
Sosialisasi yang dibuka Kepala Bagian Umum BPS Sumut, Rahmat Gustiar tersebut diikuti perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Sumatera Utara, perwakilan Bank Indonesia, perwakilan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), para kepala BPS kabupaten/kota se Sumut, Dharmawanita BPS, perwakilan masyarakat dan lain sebagainya.
Kepala Bagian Umum BPS Sumut, Rahmat Gustiar, menuturkan dalam 20 tahun kedepan pemerintah mempunyai misi emas yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Sebagai insan BPS kembali tetap dituntut kontribusinya dalam mengawal sasaran utama pembangunan 20 tahun ke depan yang tertuang dalam sasaran utama visi Indonesia Emas 2045.
“Dalam visi tersebut, ada 5 sasaran utama visi Indonesia Emas 2045 yang pertama adalah pendapatan per kapita Indonesia setara dengan negara berkembang. Diharapkan pendapatan perkapita kita 30.300 USD/tahun. Begitu juga diharapkan kontribusi PDB Maritim sekitar 15%, dan kontribusi PDB Industri Pengolahan sekitar 28%,” tuturnya, Senin (8/7).
Visi yang kedua, lanjutnya, diharapkan kemiskinan menuju 0% dan ketimpangan berkurang.
“Diharapkan ke depan kemiskinan kita sekitar 0,5 sampai 0,8% dan gini rasio sekitar 0,377 hingga 0,320,” sebutnya.
Ketiga, meningkatnya kepemimpinan dan pengaruh di dunia internasional yang ditandai dengan masuknya Indonesia dalam 15 besar dunia Global Power Indeks. Keempat, daya saing sumber daya manusia meningkat yang ditandai dengan Indeks Modal Manusia sebesar 0,73 poin. Dan visi Kelima, Intensitas emisi gas rumah kaca menurun menuju net zero emission.
Semua itu, ada data-data dan variabel-variabel indikator yang bisa disajikan secara terukur. Siapa lagi, kalau bukan BPS yang bisa menyajikan data-data tersebut secara terukur. Untuk itu, kita harus bisa bertransformasi untuk meningkatkan kualitas data dan layanan statistik.
Ada 19 indikator utama pembangunan yang datanya sampai ke level kabupaten/kota dan level provinsi. Dari 19 indikator itu, BPS Provinsi Sumut dalam sosialisasi tersebut mengulas dan mendiskusikan 3 indikator utama yakni tingkat inflasi Juni 2024, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024, dan profil kemiskinan Maret 2024.
“Diharapkan dari pemaparan tersebut bisa menjadi bahan diskusi untuk meningkatkan pemahaman dan peningkatan kualitas data ke depan,” jelasnya.
Saat ini BPS tidak hanya dituntut mengumpulkan dan menyajikan data saja, tapi juga dituntut meningkatkan peran sebagai insan BPS.
“Peran strategis BPS yang harus kita bisa tampil di depan minimal ada tiga hal, pertama peran sebagai leading sektor sistem statistik nasional dimana diharapkan kita bisa menghasilkan statistik resmi lintas sektor melalui berbagai kegiatan statistik, seperti sensus, survei, kompilasi data administrasi, dan sumber data lainnya. Kita juga harus bisa memastikan ketersediaan 45 indikator utama pembangunan, dan juga memastikan ketersediaan indikator-indikator lainnya untuk memonitoring dan evaluasi pembangunan, seperti SDGs,” ungkapnya.
Peran BPS yang harus menjadi perhatian bersama adalah sebagai pembina statistik sektoral, dimana BPS harus bisa memastikan bahwa statistik sektoral sesuai dengan standar nasional dan internasional. Selain itu juga harus bisa menyelenggarakan evaluasi pengembangan statistik sektoral melalui Evaluasi Pembangunan Statistik Sektoral (EPSS).
Insan BPS juga harus bisa mendukung pengembangan sumber data lainnya untuk memperkuat statistik sektoral, serta meningkatkan peran penyelenggara statistik sektoral dalam transformasi digital melalui pengembangan Satu Data Indonesia (SDI), antara lain Integrasi & Interoperabilitas Statistik Sektoral.
“Peran kita selanjutnya adalah memperkuat transformasi ekonomi nasional, dimana kita harus bisa melakukan perluasan pemanfaatan big data melalui citra satelit, e-commerce, media sosial sebagai penjunjang statistik resmi,” tandasnya.(wol/eko/d2)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post