Tentang Kebiasaan Buruk yang Berdampak Terhadap Tumbuh Kembang Gigi dan Rahang Anak
MEDAN, Waspada.co.id – Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) USU melaksanakan Program Pengabdian masyarakat yang berjudul “Peningkatan Pengetahuan Siswa SD Sentosa Medan Tentang Kebiasaan Buruk Oral yang berdampak terhadap terjadinya Maloklusi.”
Beberapa dosen dari Departemen Ortodonsia FKG USU yang menjadi bagian dari program pengabdian ini diantaranya yaitu Mimi Marina Lubis drg Sp.Ort.,Subsp.DDTK(K), Siti Bahirrah drg Sp.Ort Subsp.DDTK(K), Teguh Aryo Nugroho MDSc Sp.Ort Subsp.DDTK(K) dan Mutia Amalia Nasution drg M.Biomed Sp.Ort Subsp.DDPK(K).
Pengabdian masyarakat ini berlokasi di SD Sentosa Medan di Jalan HM. Yamin, Medan, 29 Agustus2024 dengan melibatkan 75 orang siswa yang menjadi peserta kegiatan ini.
Tim pelaksana menemukan beberapa permasalahan kesehatan gigi yang terjadi di tengah masyarakat, khususnya di Bidang Ortodonti.
Kebiasaan buruk oral (mulut) seperti bernapas melalui mulut (mouth breathing), menjulurkan lidah (tongue thrusting), mengisap ibu jari (thumb sucking), mengisap bibir (lip sucking), menggigit bibir (lip biting), menggigit kuku (nail biting), menopang dagu dan bruxism merupakan kebiasaan buruk oral yang dapat mengakibatkan maloklusi (susunan gigi geligi) pada anak-anak.
Pada pengabdian masyarakat ini dosen-dosen Departemen Ortodonsia FKG USU memberikan edukasi, penyuluhan serta pemeriksaan kebiasaan buruk oral dan maloklusi sehingga dapat ditangani sejak dini.
Ketua tim pengabdian masyarakat, drg. Mimi Marina Lubis Sp.Ort Subsp.DDTK(K) mengatakan kebiasaan buruk oral adalah pengulangan kebiasaan anak yang awal nya dilakukan secara sadar kemudian menetap menjadi habit.
“Kebiasaan buruk anak akan mempengaruhi tumbuh kembang gigi dan rahang anak sehingga perlu dilakukan edukasi sejak dini untuk meningkatkan pengetahuan tentang kebiasaan buruk, dengan harapan bahwa hal ini dapat mencegah terjadinya maloklusi,” ujar drg Mimi Marina Lubis.
Pada pengabdian ini, para siswa diminta untuk mengerjakan soal pre-test sebelum penyuluhan pengabdian. Selanjutnya siswa kelas 1-6 mendapatkan edukasi/penyuluhan mengenai kebiasaan buruk oral yang berdampak terhadap terjadinya maloklusi melalui metode ceramah dilanjutkan dengan pemutaran video pembelajaran.
Setelah itu siswa dimintai mengerjakan soal post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan setelah diberikan edukasi.
Kemudian siswa diarahkan satu per satu untuk dilakukan tindakan pemeriksaan gigi dan mulut untuk melihat kebiasaan buruk oral dan maloklusi dan diberikan edukasi mengenai cara dan waktu menyikat gigi yang baik dan benar.
Selama berjalannya kegiatan pengabdian masyarakat, seluruh siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan ini.
Hasil yang diharapkan dari pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan siswa tentang kebiasaan buruk oral yang berdampak terhadap terjadinya maloklusi
Sehingga kebiasaan buruk pada anak-anak dapat dicegah sejak dini dan apabila telah timbul maloklusi pada gigi dan rahang anak. Maloklusi ini dapat ditangani dengan perawatan ortodonti.
Harapannya, langkah yang dilakukan ini dapat membantu memberikan pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap anak-anak yang memiliki kebiasaan buruk oral dan maloklusi. (wol/azr/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post